Ꭺ ᏢᎪᎡͲ

433 67 7
                                    

Just enjoy it! Happy Reading ⚪

•••






















































































































































Magic Potion : A Part

===

"Suster ngomong apa sih?" Gempa mendelik tidak suka pada wanita yang ada dihadapannya dengan raut wajah ketakutan.

"Saya tidak bohong! Saudara anda benar benar berubah"

Sudah sekitar hampir 1 jam dia mendengar ocehan yang aneh dari suster itu. Dimana tadi pagi disaat pukul 5, Gempa memutuskan pergi kembali ke rumah sakit untuk menjaga Taufan disana. Karena yang lain sedang tidur dirumah, sementara dia harus mengurus beberapa hal di rumah juga. Jadi dia terpaksa tidak bisa menjaga sampai malam. Tetapi saat baru sampai di kamar rawat, Gempa sendiri kaget menemukan seorang suster yang terbaring tidak sadarkan diri didalam kamar.

"Sudahlah, sus. Maaf, tapi saya tidak bisa percaya dengan omong kosong itu" Gempa terlihat tidak mood mendengar cerita dari suster itu.

"..." suster itu terdiam tidak bergerak.

Gempa menatapnya sejenak lalu menghela nafas, "Sekali lagi maaf" setelahnya dia hendak beranjak pergi masuk ke dalam kamar rawat itu.

"Baiklah kalau kamu tidak percaya, itu terserah pada kamu. Saya tidak akan mau tanggung jawab apapun akibat yang kalian dapat"

Ucapan dari suster itu membuat Gempa berhenti melirik sinis, dia benar benar tidak menyukai apapun hal hal yang bersifat buruk tentang saudaranya. Saat dia hendak membantah, suster itu pergi dari sana dengan peralatan medis nya. Gempa mendengus kasar dan masuk kedalam.

Didalam, Gempa langsung di suguhi dengan Taufan yang masih terbaring disana dengan damai. Tangannya masih tertusuk dengan jarum infus, bau khas rumah sakit menyeruak di seluruh ruangan. Jendela kamar terbuka, membiarkan angin pagi berhembus masuk dari sana dengan menampilkan langit yang masih belum menunjukan kecerahannya.

Gempa melangkah kakinya untuk menutup jendela itu lalu berbalik dan duduk di sebelah Taufan.

Dia menelisik wajah damainya.

"Kak Taufan tau gak sih, masa suster tadi ngomong yang aneh aneh soal kakak. Mana ceritanya gak masuk akal banget lagi" Gempa mulai bercerita kecil dengan nada kesalnya. "Bilang kakak berubah, emang apa yang berubah coba? Kakak aja masih tiduran di sini, apa nya yang berubah sih?" Gempa mendengus kesal.

Beberapa detik dia diam disana tanpa berbicara. Suara dentingan jam dinding juga terdengar saking sunyinya kamar ini.

"Kak Taufan pasti kesepian ya disini? Kakak kan gak suka tempat sepi.." Gempa tersenyum tipis dan menyentuh tangan kakaknya itu, "Bangun cepet ya, kak. Kami semua rindu sama kakak. Blaze jadi lebih pendiam, dia gak mau main sama Thorn. Lebih suka diam di kamar.. Kak Hali juga, dia selalu nyalahin dirinya di rumah, padahal itu bukan salahnya. Semuanya gak sama tanpa kakak... Semuanya berubah, kak. Gak sama kayak dulu" kepalanya terlihat menunduk lemah. "Padahal ini belum satu minggu, tapi keluarga kita udah kacau tanpa salah satu dari kita. Kak Taufan jangan lama lama, tidurnya. Rumah jadi suran dan dingin tanpa kak Taufan, kak. Selama kakak baring disini, di rumah cuman ada Thorn yang selalu coba cairkan suasana"

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now