ͲᎻϴᎡΝ

440 63 85
                                    

Just enjoy it! Happy Reading⚪

•••



























































































































































Magic Potion : Thorn

"Berpura pura itu menyenangkan dan melelahkan"

===

"Mama!" Thorn memanggil ibunya dengan senyuman lebar sambil memperlihatkan sebuah pot berisi bunga matahari yang masih kecil disana.

"Apa kamu yang membuatnya?" tanya Ibunya sambil menggendong Thorn dan memangkunya disana.

Thorn mengangguk antusias, "Iya! Cantik, kan!"

Sang ibu terlihat terkikik geli melihat anaknya yang begitu lucu. "Iya, cantik kok" dia mengelus kepala Thorn dengan lembut, "Kamu pandai berkebun ternyata ya"

Thorn tertawa kecil mendengar ucapan yang membuatnya senang.

Apa yang diinginkan oleh anak itu memang terbilang wajar. Dipuji dan mendapatkan kasih sayang selayaknya seorang anak yang memiliki orang tua. Setidaknya itu yang dia inginkan, namun nyatanya ekspektasinya memang terlalu tinggi. Sangat tinggi bahkan akan sangat sakit bila terjatuh.

Tidak ada yang bisa dia banggakan dari kedua orang tuanya. Berkelahi tanpa henti, tidak memikirkan anak anaknya. Bahkan rela menyakiti mereka demi kepuasan dan pelampiasan. Kekerasan fisik sering dia alami, jadi sudah biasa saja bila dia terkena pukulan keras. Hanya saja.. Thorn tidak pernah menyangka bahwa dirinya pernah seburuk ini.

Thorn adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara, memiliki satu adik yang bernama Solar. Mempunyai kepribadian yang lembut, bahkan terlalu lembut jika pertanyaan itu dijawab oleh saudaranya yang lain. Thorn tidak pernah marah marah, kecuali mendumel dan mengomel. Itu berbeda. Tidak ada yang pernah melihat Thorn akan terlalu serius dalam suatu hal.

Terkecuali dalam perkebunannya.

Sifat kekanak-kanakan Thorn tidak pernah bisa dia hapus dengan mudah. Menjadi orang dewasa itu sulit dan dia tidak mau merasakan itu sekarang.

Semakin bertambahnya usia, semakin besar rasa takut tentang masa depannya.

Thorn tidak pernah mau tumbuh dewasa dengan cepat, dia masih ingin bermanja dengan kakaknya dan masih ingin bermain dengan leluasa tanpa harus memikirkan beratnya hidup.

Namun nyatanya dia telah di didik dewasa sebelum waktunya tiba. Mendapatkan kekerasan dari orang tua memang sangat mengubah pola pikirnya sejak kecil. Yang dimana seharusnya dia bermain tanpa harus memikirkan ini itu menjadi harus berpikir berulang kali untuk sekedar mengajak mereka berbicara atau sekedar bercanda.

Mereka sangat temperamen, jadi jika membuat kesalahan kecil pun mereka akan langsung emosian.

Seringnya dia berangan angan memiliki keluarga yang harmonis yang manis, tapi ternyata Tuhan malah menitipkan mereka ke keluarga yang tidak akan pernah dia mau ingat lagi. Tiada yang perlu di kasihi dan dikenang dengan kepergian mereka.

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now