ᏴᏞᎪᏃᎬ

435 63 8
                                    

Just enjoy it! Happy Reading⚪

•••

























































































Magic Potion : Blaze

"Mengalahkan ego itu ternyata susah, tapi lebih susah mengembalikan apa yang telah hilang"

===

Taufan yang telah sadar sekarang adalah sebuah kebahagian bagi saudaranya. Meski begitu, Taufan masih perlu banyak istirahat dan makan untuk memulihkan tubuhnya kembali. Dia baru boleh diizinkan pulang setelah beberapa hari kedepan. Keadaannya masih bisa membuat orang lain merasakan iba, luka di punggung nya sudah sedikit pulih, tapi wajahnya masih memucat seakan akan dia masih sangat sakit.

Blaze sendiri tidak pernah pergi dari sisi Taufan semenjak dia bangun. Dia selalu ada disana, makan disana dan mandi disana juga. Kamar Taufan di pindahkan ke kamar VIP yang di mana kamar itu akan jauh lebih luas dan lengkap fasilitasnya. Ini adalah perintah dari Halilintar sendiri agar mereka bisa leluasa menjaga Taufan bersama sama.

Taufan sendiri semenjak bangun nampak selalu tertawa geli melihat saudaranya yang mengkhawatirkannya lebih dari yang dia pikirkan. Bahkan Hali saja sering merengek untuk jangan pergi tidur dengan waktu yang lama seperti sebelumnya. Taufan merasa asing dengan sikapnya yang berbeda.

Kini di pukul 01.01 a.m, mereka semuanya berkumpul di kamar rawat Taufan. Menggelar alas karpet berbulu lembut untuk mereka tidurin dan duduki disebelah kiri ranjang Taufan. Menyala TV disana dan menonton bersama. Beberapa dari mereka sibuk dengan kegiatan sendiri. Contohnya saja Hali yang duduk diatas sofa sambil membaca novel seperti biasa.

No novel, no life.

Blaze yang tadinya sibuk menonton kini dialihkan oleh Thorn yang duduk di sebelah Hali dengan pandangan mengarahkan pada layar TV. Semenjak kemarin dia tidak berbicara dengan Thorn sampai sekarang. Ada perasaan bersalah yang menyuruhnya untuk meminta maaf, tapi sayangnya egonya melawan itu semua.

Ingatkan dia bahwa dirinya adalah seorang yang penuh kegengsian tinggi, bahkan meminta maaf pun susah. Emosinya sering memuncak sendiri jika dipancing tentang hal yang tidak dia suka. Diantara semuanya, dialah yang paling memiliki temperamental yang tinggi. Mudah terpancing emosi.

Disisi lain, Blaze sangat sayang pada saudaranya. Dia tidak memandang siapapun, karna keselamatan saudaranya lebih penting dari keselamatannya sendiri. Dia tidak pernah marah masa mereka. Kecuali mereka berbuat sesuatu yang tidak dia suka.

Blaze juga memiliki kepribadian yang ceplas ceplos saat marah, jadi jangan heran jika kadang ucapannya bisa menyakiti hati yang mendengar. Dan itulah yang dia lakukan pada Thorn kemarin.

Blaze tidak tau apa yang membuatnya begitu marah pada Thorn kemarin. Dia hanya kesal karna Thorn tidak mau mendengar ucapannya agar jangan pergi, tapi adiknya tidak mau mendengar dan berakhir hampir tidak bernyawa jika dia tidak datang. Semuanya bermasalah pada dirinya, dia yang emosi yang mengatakan hal yang harusnya tidak dia katakan.

Mengingat dimana saat Thorn membentak mereka untuk pertama kalinya, baru kali itu Blaze melihat adik kecilnya yang polos dan murah senyum itu marah seperti itu. Thorn tidak pernah membentak dan berbicara sekeras itu pada mereka. Bahkan ketika marah pun dia hanya menangis dan mengadu pada Gempa. Lalu semua kembali seperti semula seperti tidak terjadi apapun.

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now