42

63 7 9
                                    


Antisosial Personality Disorder atau gangguan kepribadian antisosial—salah satu jenis gangguan jiwa yang tergolong paling berat. Semua orang yang mengidap penyakit ini akan bersikap manipulatif, melanggar peraturan dan melakukan perbuatan yang bisa saja membahayakan diri sendiri atau nyawa orang lain.

Jika orang lain biasa membunuh karena alasan yang sangat kuat. Maka, ASPD bisa membunuh orang hanya untuk kesenangannya. Cara mereka membunuh bukan mematikan mangsa dengan cepat, tetapi menyiksanya dengan perlahan-lahan. Mereka akan menikmati setiap proses penyiksaan tersebut hingga berujung si korban tewas secara mengenaskan. Di situlah titik kebahagiaan para pengidap penyakit ASPD.

Penderita ASPD tidak pernah mengatakan jika mentalnya sedang tidak baik. Mereka hidup sedemikian rupa—dengan peraturan yang dibuat sendiri. Mereka akan melakukan tindakan yang menurutnya benar—menyakiti dan membunuh orang. Bahkan, dia cenderung menikmati apa yang dilakukannya, menganggap jika itu semua hanya permainan biasa. Bukan perilaku yang hanya kambuh sewaktu-waktu. Rasa empati dan simpati dalam dirinya lama kelamaan semakin menghilang seiring dengan waktu berjalan.

Tumbuh dalam lingkungan yang sulit, hingga berbagai kejadian traumatis membuat Brian divonis terkena gangguan mental. Setiap perlakuan kasar yang dialaminya—terekam dan tersusun sempurna di otaknya. Andai saja bundanya masih hidup, mungkin Brian tidak akan menjadi seperti ini. Perbuatan kejam yang telah dilakukan Gaffi benar-benar menumbuhkan sosok Brian menjadi seorang predator. Karakter yang tumbuh pada diri Brian membuat dia terlihat seperti monster yang sangat menyeramkan. 

Dasar pembunuh!

Damn! Ucapan itu benar-benar terjadi. Seorang Brian yang polos, kini menjadi seorang pembunuh yang handal dalam mematikan mangsa. Semenjak Brian menginjak usia 18 tahun, sedikit demi sedikit karakter itu tumbuh pada dirinya. Kejadian yang terjadi di sekolah menunjukkan sisi Brian yang sesungguhnya. Pria itu pernah membunuh seorang kepala sekolah yang terlibat dalam kasus korupsi—menculik dan membunuhnya secara tragis. Percobaan pertama yang menurutnya menyenangkan. Sampailah pada titik puncak dari segalanya, kejiwaan Brian telah merenggut kewarasannya hingga masuk di bagian yang paling parah.

Ditambah lagi saat istrinya meninggal karena kasus pembunuhan–membuat mental Brian semakin hancur. Ia tidak pernah mengikhlaskan kepergian istrinya dengan begitu saja. Bahkan, setelah kejadian itu kejiwaan Brian semakin memburuk. Penyakit ASPD menjadi lebih parah hingga tidak bisa terkontrol lagi. Dalam semasa hidup, ia selalu menanamkan rasa dendam. Kematian harus dibalas dengan kematian!

"Gimana keadaan Ayah saya, Dokter?" tanya laki-laki dengan postur tubuh lebih tinggi dari dokter–wajah yang sangat tampan dengan balutan jaket berwarna hitam dan celana jeans.

"Seperti yang anda lihat sendiri, penyakit pak Brian semakin parah. Sampai saat ini saya belum menemukan obat atau metode terapi khusus yang dapat menyembuhkan orang dengan gangguan kepribadian antisosial," beber dokter itu yang bername tag dr. Sofi Batrisiyah, SpKJ.

"Terus saya harus melakukan apa, Dokter?"

"Yang bisa kita lakukan sekarang hanya menjaga mentalnya. Suatu saat nanti ketika ego pak Brian diserang kembali oleh orang lain atau direndahkan, maka hal-hal buruk bisa saja terjadi lagi. Itulah kenapa terapi hanya bisa membantu me-manage dan mengontrol, bukan untuk menyembuhkan," jelas dokter itu secara detail.

Laki-laki itu mengangguk paham. "Baiklah, Dokter. Terima kasih atas waktunya hari ini," ucap laki-laki itu mengakhiri obrolannya.

ADELIAWhere stories live. Discover now