27

188 78 95
                                    

Haii teman-teman aku update lagi nihh🙌🙌
Semoga kalian bahagia🤗🤗
Maaf ya aku update nya lama🙏🙏
Ngga tau akhir-akhir ini sedikit sibuk
Tapi aku masih sempatin kok untuk update tapi ya gitu lama tapi gpp lah yah...




Happy Reading gaess



"

"Kakak tunggu sini dulu, Andira mau ambil obat sama kotak p3k."  Andira langsung pergi turun ke bawah, niat nya ingin mengambil keperluan untuk pengobatan kakak nya, namun mata nya tak sengaja memandang Bastian yang tengah menonton televisi. "Dasar tua bangka ngga punya hati," gumam Andira pelan, dan langsung berjalan menuju dapur, tanpa menoleh ke arah Ayah nya lagi.

Ceklek

"Sini tangan kakak aku bersihin." titah Andira

Adelia langsung menjulurkan tangan nya kearah Andira, dan dengan senang hati Andira menerimanya. "Kalo sakit bilang ya kak?" Adelia hanya membalas nya dengan anggukan.

"Kakak diskors?" tanya Andira

"Iya. maaf ya, kakak udah malu-maluin nama keluarga kita," ucap Adelia

"Ngga kok kak, mungkin itu cuma salah paham aja. Aku percaya sama kakak, kak Adel ngga mungkin melakukan itu tanpa ada ikatan suami istri," gerakan tangan Andira sangatlah lihai mengobati luka kakak nya, sedari tadi Adelia terus menahan sakit, Jari-jari tangan nya terasa kebas.

"Balik badan kak. Andira mau obatin luka yang ada di punggung kakak, takut nya infeksi kalo ngga segera di obatin,"

"Ngga usah, biar kakak sendiri aja" tolak Adelia lembut

"Kenapa kak?"

"Andira istirahat aja. Andira kan baru pulang dari sekolah, pasti capek mending istirahat,"

"Ngga kak. Mending nurut deh," ucap Andira dengan sedikit mendorong tubuh Adelia agar memunggunginya.

"Yaudah iya-iya," balas Adelia pasrah. Andira emang anak nya sangat keras kepala.

Andira sedikit membantu Adelia untuk membuka baju, agar lebih mudah mengobati luka nya. Sedetik kemudian Andira terperangah dengan kondisi mata melotot dan mulut terbuka. Andira terkejut ketika melihat beberapa luka kakak nya yang sudah kian membiru, sobek, dan mengeluarkan darah, akibat cambukan yang diberikan Ayah nya.

Adelia dari tadi tidak merasakan ada nya pergerakan dari adik nya dan membuat dirinya penasaran.
"Andira," panggil Adelia. Namun, tidak ada jawaban dari adik nya.

"Andira," panggil Adelia sekali lagi.

"I-iya kak. Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Andira

"Ngga ada, Andira kenapa melamun?"

"Sakit ngga kak," tanya Andira, mata nya terus menatap luka-luka yang ada di punggung Adelia.

"Ngga kok. Kakak udah biasa dapatin luka seperti ini, jadi Andira jangan khawatir dengan kakak," ucap Adelia sambil tersenyum paksa.

"Kakak kenapa bohong? Andira tau ini sakit," Andira tak tahan untuk tidak menangis, dia bisa merasakan betapa sakit nya luka itu.

"Heii. Kenapa menangis? Kakak baik-baik aja kok," ucap Adelia, lebih sedikit mendekat ke arah Andira, dan menangkup pipi cabi adik nya.

"Heii. Lihat kakak." Andira langsung mendongak dan menatap manik mata kakak nya yang terlihat senduh.

"Lihat kakak sekarang. Lihat, kakak baik-baik aja kan? Kakak masih ada disini, jadi Andira jangan khawatir selagi kakak masih bisa dekat dengan Andira," ucap Adelia berusaha memberikan ketenangan, agar Andira tidak lagi mengkhawatirkan dirinya.

ADELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang