ᎷᎬᎷϴᎡᏆᎬՏ ϴҒ ͲᎻᎬ ᏢᎪՏͲ

Start from the beginning
                                    

"Katakan sekali lagi" Hali menatap Taufan dengan sebuah senyuman.

Taufan menatap horor dan bersembunyi di belakang Gempa. "Tuhkan, baru dibilangin. Kak Hali galak bener" bisiknya pada Gempa membuat adiknya terkekeh geli. "Tiati, kak. Ntar cepet tua"

Hali berdiri dari duduk dan berjalan menuju Taufan sambil menyiapkan tangan yang seperti hendak meninju dirinya. Taufan bergidik ngeri dan berlari menjauhi nya.

"KEMARI KAU" ucap Hali.

"HIHHHH, ENGGAK MAU. KAK HALI SERAM BANGET SIH?!" teriak Taufan dengan takut.

Gempa sendiri nampak hanya memerhatikan mereka dari ayunan sana. Tertawa berkat perkelahian kecil dari mereka.

Hali sudah lelah mengejar Taufan dan memutuskan untuk kembali duduk sambil membaca lagi dibawah pohon. Menatap Taufan yang nampak membungkuk dengan kedua tangan bertahan pada lututnya sambil mengatur nafas yang terengah engah.

"Capek, kak?" tanya Gempa kala Taufan berjalan menuju kearahnya.

"Menurutmu?!" ketus Taufan langsung berbaring di atas rerumputan yang nyaman.

Gempa terkikik geli, "Makanya gak usah ganggu kak Hali, kena kejar, kan? Kak Hali larinya lumayan laju lho tadi" ledeknya membuat Taufan mengembungkan pipinya sebal.

"Lajuan aku lah!"

"Iya deh, terserah kakak"

.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.

"Kak?"

Hali tersentak kala ada yang menyentuh bahunya. Dia menoleh dan melihat Taufan yang berdiri di sana dengan tatapan bingung.

"Kau ngapain disini?" dia duduk disebelah Hali.

"Gak ada" jawab Hali singkat sambil menatap lurus kembali. Menatap jalanan yang lumayan tidak terlalu ramai hari ini. Mungkin karna efek akhir pekan. Mereka berdua berada di depan rumah sakit. Duduk disalah satu bangku taman yang tak jauh dari pintu masuk.

Mereka berdua nampak saling diam tak berbicara. Hanya ada suara suara dari obrolan orang lain yang mengisi kesunyian diantara mereka.

"Kau tau, aku rasa aku merindukan kita yang dulu" celetuk Hali tiba tiba membuat Taufan menoleh dengan tatapan bertanya.

"Rindu kita yang dulu?"

"Ya.. Dimana kita masih kecil dan belum tau apa apa. Haha, masih polos dan bodoh" Hali terkikik geli.

Taufan diam tidak menjawab. Wajah Hali terlihat tidak seperti biasanya. Ada tatapan yang membuat Taufan tau apa yang tengah dipikirkan kakak nya itu. Polos dan bodoh. Taufan menyunggingkan senyuman kecil.

"Mungkin hanya aku yang berpikir begitu" Hali menyenderkan punggungnya pada punggung kursi taman yang diduduki. Mendongakkan kepala dan menatap hamparan langit biru yang cerah diatas sana.

"Langitnya sama denganmu, Taufan"

Taufan tertawa kecil, "Bisa aja. Tapi, justru kak Hali yang sama kayak langitnya"

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now