35

67.2K 4.1K 1.1K
                                    

Nothing can be hidden from him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nothing can be hidden from him.

.
.

"Ngh."

Melenguh pelan, mata Letta yang sedari tadi terpejam itu membuka perlahan. Menyesuaikan dengan cahaya lampu yang menyorot terang, Letta mengernyit tipis dan matanya mengerjap. Lalu dalam penglihatan samarnya yang perlahan menjelas, barulah Letta mencoba memahami sekitar.

Ini...

Tempat yang didominasi warna putih lengkap dengan bau obat yang begitu kentara, tak perlu loading lama untuknya menyadari bahwa ini adalah rumah sakit.

Ah, ya..

Letta ingat semalam ia jatuh pingsan.

Lalu setelahnya, sekalabat ingatan lainnya kembali terlintas. Avandher Gharnion, ia bertemu pria itu semalam dan segala kalimat posesifnya itu kembali terngiang.

Oh god..

Letta harap semua ingatan itu hanyalah mimpi, namun semuanya terasa begitunya nyata. Letta bahkan ingat sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya, suara pria itulah yang memanggil namanya, begitu jelas. 

Dan, apakah Avandher yang membawanya ke sini?

Jika mengamati ruang inap yang ditempatinya sekarang, ini bukan kelas sembarangan. Luas dan privat, memangnya siapa lagi kenalannya yang bisa mendapatkan ruang perawatan sebagus ini.

Lantas, di mana pria itu sekarang? 

Letta tak melihatnya. Hanya ada ia sendirian di sini. Letta melirik jam dinding di sisi ruangan, pukul 07.15 pagi. Apa pria itu sudah pergi?

Letta menghela nafas. Sebelah tangannya yang tak terpasang infus itu bergerak naik menuju area perut, mengusapnya lemah dengan pikiran yang berkecamuk. Ada kekhawatiran yang menyeruak di dalam diri Letta sekarang ini.

Sayangnya, takdir selalu menepatkannya bagai tikus kecil yang dihimpit oleh pemburunya.

Karena tak lama kemudian..

Srk!

Suara pintu yang baru saja terbuka, membuat Letta mengalihkan pandangannya.

It was him!

Detik itu juga, Letta dapat melihat ada raut keterkejutan juga kekhawatiran yang terpatri di wajah tampannya yang nampak lelah itu. Pria itu terlihat kusut dan itu menyentuh hatinya. Avandher bahkan masih mengenakan pakaian semalam.

"Kau baru bangun?"

"Ya.." cicit Letta.

Lalu dia bergerak mendekat. Aroma parfume mahal pria itu begitu khas dan kuat.

"Apa yang kau rasakan sekarang? Apa masih pusing?" tanya Avandher setelah berdiri di samping ranjang Letta.

Bagai mimpi suara pria itu begitu lembut, begitu juga tatapannya. Letta merasakan darahnya mendesir ketika telapak tangan besar Avan menyentuh wajahnya—terasa hangat. Sesaat Letta terenyuh, sebelum detik selanjutnya ia terhenyak dan membuat tangan pria itu menyingkir.

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang