26

90.7K 3.2K 556
                                    

He gives trouble

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

He gives trouble.
.


.

"Now you can, I'm yours.."

.
.

Mendengar itu, seketika Letta merasa tubuhnya terbeku di tempat, tak tau respon seperti apa yang harus ia berikan.

Setelah Avandher menegaskan bahwa ia begitu mencintai istrinya. Bisakah Letta percaya ketika pria itu mengatakan mencintainya?

Letta dapat merasakan aroma alkohol dari setiap perkataan yang keluar dari mulut pria itu, namun Letta tak menemukan keraguan dalam manik yang menatapnya lamat.

Pria itu memindai Letta. "Kau sangat cantik malam ini, baju itu sangat cocok untukmu..." 

Begitu merayu.

Avandher merasa dirinya semakin mabuk, lebih mabuk daripada ia menegak alkohol. Letta lebih memabukan dari apapun. Terlebih, aroma yang menyeruak dari tubuh wanita itu tercium begitu harum sekarang, membuatnya ingin kembali mendaratkan bibirnya di setiap jengkal tubuh sang sekretaris.

"Wanna kiss?"

Avandher memandang bibir ranum di depannya dengan perasaan membuncah. Pria itu bisa saja langsung melahap bibir mengoda itu, namun kali ini Avan ingin bersikap sopan. 

Sedangkan Letta, entah kenapa pipinya mulai memanas. Manik mereka saling terpatut, Letta dapat merasakan bahwa pria itu menginginkannya. Namun detik selanjutnya, Letta menggeleng pelan, tubuhnya mundur selangkah hingga menyentuh pinggiran meja.

Mau bagaimanapun Avandher tengah mabuk, setelah sadar pria itu akan kembali bersikap dingin dan...

Hurt you, Letta.

Sayangnya Avan tak membiarkan Letta menjauh. Pria itu kembali mengikis langkahnya, meraup pinggang Letta menggunakan sebelah tangannya dengan cara yang posesif. Seharian ini ia merindukan Letta, hingga sekarang Avan tak ingin jauh dari wanita itu. 

"Why, Letta?"

"Anda tak akan seperti ini dalam keadaan sadar."

Sayangnya, sedari tadi Avandher jelas dalam keadaan sadar.  Pria itu memang minum, tapi belum semabuk itu hingga tak mengerti apa yang dirinya lakukan. Bahkan pria itu sungguh-sungguh ketika mengakui perasaannya. Dirinya sudah bukan hanya tertarik, ini jelas sudah lebih dari itu.

She got him!

"Bukankah itu yang ingin kau dengar?" Kali ini nada pria itu kembali mendingin. "That I am yours?"

Benar! Itulah yang ingin Letta dengar. 

Rasanya begitu tak adil ketika hanya pria itu yang bisa mengeklaim kepemilikannya dengan sesuka hati setelah malam panas mereka. Namun Letta sadar bahwa dirinya tidaklah pantas, itu sebabnya ia tak menyerukan harapannya itu.

THE BOSSWhere stories live. Discover now