4

239K 2.8K 63
                                    

Alkohol dan gairah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alkohol dan gairah..
.
.

"Sekertaris Letta?"

Avandher menggoyangkan-goyangkan bahu Letta, gadis itu menelungkupkan wajahnya di atas meja. Sadangkan tuan Nolan, pria tua itu sudah tidak sadarkan diri alias tertidur! Beruntung kontrak itu sudah ditanda tangani lebih dulu. 

Avan melirik jam tangannya, sudah sangat larut. Padahal, pria itu sudah berjanji pada istrinya untuk pulang cepat. Tapi, Avan tak bisa meninggalkan Letta dan pulang begitu saja. Avandher menghela nafas berat, orang mabuk memang sangat merepotkan!

"Sekertaris Letta, bangunlah!" ia menepuk bahu Letta pelan.

Letta mengangkat kepalanya, menatap Avan dengan mata sayunya. Pipi gadis itu memerah tanda ia sudah benar-benar mabuk. 

"Mmm..." Letta mengguman tak jelas. 

Gadis itu kian mencondongkan tubuhnya pada Avan, lalu berakhir menyenderkan kepalanya di dada bidang pria itu. 

Untuk seperkian detik, Avandher tertegun. Tak ada yang pernah menyentuh dadanya selain istrinya. Buru-buru Avan menyingkirkan kepala Letta dari dadanya, namun nihil! Gadis itu malah semakin menduselkan keningnya, mencari posisi ternyaman untuk menyenderkan kepalanya.

Akhirnya Avan menyerah, padahal ia bisa saja mendorong tubuh itu agar menjauh. Avan mengehal nafas, selama beberapa detik ia mendiamkan posisi Letta seperti itu. Semakin lama, nafas Letta terdengar teratur, apa gadis itu tidur?

"Kau tidur?"

"Boss.." ternyata gadis itu tidak tidur.

Letta menjauhkan kepalanya, lalu kembali menatap manik abu pria itu dengan mata sayunya yang mengabur.

Entah kenapa Avan tak nyaman dengan tatapan itu, tapi pria itu tak bisa melapaskan matanya dari manik mata gadis di depannya. Hingga Avan tak sadar bahwa wajah Letta terasa semakin dekat ke arahnya. Lalu, ketika bibir gadis itu dengan lancang mendarat di bibirnya barulah Avan terhenyak.

Dengan gerakan cepat, Avan mendorong Letta menjauh hingga ciuman itu terlepas. 

Avandher mengumpat! Menatap nyalang Letta, gadis itu bahkan tak sadar telah mencium bibirnya.

Pria itu gusar, bagaimana bisa ia memarahi orang mabuk yang tak sadar akan tindakannya?

Avan merogoh ponselnya, menghubungi resepsionis hotel. "Siapkan kamar!" hanya satu perintah dan Avandher langsung menutup kembali telponnya.

Avan tak mungkin mengantarkan Letta pulang dalam keadaan mabuk, lagipula Avan harus segera pulang menemuni istrinya di rumah. Tak ingin membuang waktu, Avan membopong tubuh Letta keluar dari ruangan, Avan tak memperdulikan Nolan yang sudah terlelap dalam mimpinya.

Avandher membawa Letta menyusuri koridor menuju lift VVIP hotel yang langsung menuju kamarnya di lantai atas.

Dari lantai 2 menuju lantai 40 terasa begitu lama! 

THE BOSSWhere stories live. Discover now