3

222K 2.7K 30
                                    

The feeling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The feeling.
.
.

Cepatlah pulang, sayang.
Aku merindukanmu.

Itu adalah pesan yang dikirimkah oleh istrinya.

Baru saja mobil yang Avandher kendarai keluar dari pekarangan rumah, tapi istrinya yang manis itu sudah merindukannya. Baiklah, karena istrinya menyuruhnya pulang cepat, maka Avan akan menyelesaikan meeting dengan cepat dan lekas pulang.

Avan melajukan mobilnya semakin ngebut membelah jalanan malam menuju kantornya. 

"Ada apa, sekertaris Letta?" tanya Avandher kala mengangkat panggilan telpon.

"Boss, tuan Nolan meminta meetingnya di AvStar Hotel," beritahu Letta.

"Ok, pastikan dokumennya sudah lengkap!"

"Sudah, boss."

Hening beberapa saat, Letta sendiri tak berani memutus panggilan telpon. Gadis itu selalu menunggu Avan yang menutup telpon lebih dulu.

Avandher memandang gelapnya jalanan malam.

"Sekertaris Letta," panggil Avan, pria itu melirik jamnya yang menunjukkan pukul 09.30 malam.

"Ya, Boss?" sahut Letta.

"Apa kau masih di kantor?"

"Ya, Boss. Saya sudah menelpon taksi, mungkin saya akan tiba di lokasi 20 menit lagi" tutur Letta.

"Tidak perlu, kita berangkat bersama. Tunggulah di depan gedung."

"B—."

Belum sempat Letta membalas ucapan Avan, pria itu sudah lebih dulu memutus panggilan telponnya.

Kurang dari 3 menit, Avan telah sampai di depan gedung perusahaannya. Pria itu memelankan laju mobilnya dan berhenti tepat di depan seorang gadis yang tak lain adalah sekertarisnya. 

"Masuk!" pria itu membuka sedikit kaca jendelanya, Letta tak akan masuk jika Avan tak memerintahkannya. 

Letta nampak ragu sejenak sebelum melangkahkan kaki mendekati pintu mobil.

Beberapa karyawan yang keluar masuk memandang ke arahnya dengan kening berkerut. Itu mobil pribadi sang CEO, yang berarti tidak ada yang boleh menaiki mobilnya kecuali istri dan keluarga Avandher. Lalu, siapalah Letta, hanya seorang sekertaris baru?

Kini, Letta sudah mendudukkan diri di jok sebelah Avandher. Aroma parfum mahal sang boss menyeruak di indra penciuman Letta. 

Seharian ini, Letta sama sekali tak melihat Avandher. Pria itu hanya beberapa kali menelponnya terkait pekerjaan karena Avan sibuk menyiapkan pesta kecil untuk istrinya. 

Lancangkah jika Letta memuji suami orang? Avandher, pria itu memang terlihat dingin dan menakutkan dari luar. Namun di sisi lain, Letta juga merasa pria itu bisa hangat dan manis dalam bersikap.

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang