27

88.7K 4.2K 805
                                    

Everything has ended

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Everything has ended.
.
.

"Ahh.."

"Aghh.."

Setelah melebarkan paksa paha Letta, lenguhan dan erangan dua insan yang saling menyatu itu terdengar begitu erotis bersamaan dengan bunyi hentakan inti mereka di bawah sana.

Turun naik.

Avandher menggempur liang sempit Letta dengan begitu dalam. Penisnya menghujami wanita itu dengan keras dan cepat hingga Letta merasa begitu penuh dan ikut terbakar dengan gairahnya. Pria itu tak peduli apapun selain nafsu dan amarahnya yang begitu menggebu.

Sebelah tangan Avandher meraup kedua tangan Letta, menguncinya tepat di atas kepala. Sedangkan sebelah tangan yang lain bermain di area payudara Letta yang membusung menggoda dengan puncak yang mengacung keras.

Avandher meremasnya kuat.

Memainkan putingnya.

Melahapnya rakus.

Kemudian, mengulumnya dengan sedikit gigitan keras.

Emhh~

Letta mendongak, menatap chandelier yang menggantung indah di langit-langit ruang tengahnya dengan pandangan berkabut.

"Ouhh.."

Letta tak dapat mengontrol desahannya. Bibirnya yang nampak membengkak itu tak bisa berhenti mendesah. Sentuhan pria itu begitu panas, liar, dan tanpa kelembutan ketika mempompa penisnya.

Rasa nikmat sekaligus sakit yang Avandher berikan, membuat Letta merasa terhina, namun juga berdesir dan bergairah. Letta ingin mencengram sesuatu untuk menyalurkan gairahnya, tapi Avandher tak melepaskan kuncian tangannya di atas kepala.

Pria pemilik salah satu gedung pencakar langit di Seattle itu memeperlakukannya persis seperti seorang jalang.

"Akhh.. Shh.."

Letta meringis, tubuhnya meleting kecil ketika pria itu menyedot puncaknya kuat-kuat, seolah ingin memutuskannya. Putingnya terasa perih sekarang.

Dari dada, bibir panas Avan bergerak menuju area leher, menghirup keharuman tubuh Letta tanpa menghentikan hujaman penisnya di bawah sana. Dapat Letta rasakan, nafas pria itu berhembus hangat di kulit lehernya yang sensitif. 

"Aghh.."

Pria itu mengeram tertahan kala dinding vagina Letta semakin mengetat mencengram penisnya.

Sial, Letta begitu nikmat untuknya. Avandher semakin memabukkan rasa itu.

"Fuckhh.. Letta.."

Begitu hangat, rapat, ketat, dan nikmat!

Seiring detik, Letta merasakan intinya di bawah sana semakin penuh dan berkedut, tanda bahwa ia akan segera mencapai puncaknya dan pria itu jelas merasakannya.

THE BOSSWhere stories live. Discover now