18

124K 3.1K 275
                                    

I want you

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I want you.
.
.

"I don't know.."
.
.

Dua insan itu masih tetap pada posisinya dengan Avandher yang mengukung tubuh ramping Letta di atas meja kerjanya. Dengan sorotnya yang nampak begitu dingin namun memikat, sudut bibir Avan terangkat tipis. Bukankah sudah ia katakan, wanita itu adalah pembohong amatir.

"You're obviously worried about me," simpul Avan dan Letta tak bisa menampik itu.

Ya! Letta memang mengkhawatirkan pria itu.

Detik selanjutnya Avandher kembali mendekatkan wajahnya. Posisi mereka jelas begitu intim untuk hubungan yang hanyalah seorang Boss dan Sekretaris karena pria itu seolah menyalurkan rasa panas pada tubuh Letta yang begitu sensitif. Tepatnya, entah kenapa Letta merasa tubuhnya begitu sensitif malam ini hingga terasa begitu sulit untuknya mengelak.

Tanpa memutus sorotnya, perlahan sebelah tangan Avandher yang bertengger di area pinggang Letta itu bergerak turun menuju paha. Sontak, perlakuan lancang itu lagi-lagi berhasil membuat Letta tersentak kaget dan tubuhnya meremang.

"B-boss.."

"Hm."

Lagi-lagi, Letta merasakan jantungnya berdebar lebih dari normal dan tangannya yang masih bertengger di depan dada pria itu juga mulai bergerak gelisah. Letta ingin menepis tangan lancang itu namun tubuhnya benar-benar terkunci.

"Jika kau benar-benar khawatir, maka bertanggung jawablah. It feels really annoying, I can't sleep because I keep thinking about you all day long," adu Avandher dengan suara yang melirih.

Untuk sesaat perkataan Avan berhasil membuat Letta terdiam, seolah tau kemana arah maksud ucapan itu menjurus.

"What do you want?" 

Manik tajam pria itu meneduh. "You."

Satu kata, namun berhasil membuat Letta semakin meremang.

Tidak!

Tidak lagi!

Avandher adalah pria beristri dengan kehidupan sempurna. Letta tak ingin kembali mengulangi malam yang pasti akan ia sesali besok pagi. Namun belum sempat Letta menyentak tubuh tegap yang mengukungnya, pria itu telah melebarkan pahanya dengan satu hentakan.

Lalu dengan lancang Avan merapatkan tubuhnya, menyusup di antara kedua kaki Letta yang terbuka. Otomatis, rok kerja Letta semakin tersingkap naik hingga menampakkan shorts hitam yang dikenakannya. Setelahnya, tangan Avan yang lain pun tak tinggal diam dengan semakin menekan pinggang ramping itu hingga penis sesaknya tepat menubruk sesuatu di antara selangkang Letta.

Dan..

"Emhh.." 

"Aghh.."

Suara lenguhan itu mengelun tak tertahankan ketika inti mereka yang masih sama-sama terbalut kain itu saling bersentuhan. Detik itu juga, Avandher dapat merasakan tubuh Letta semakin menegang, begitupun dirinya. 

THE BOSSWhere stories live. Discover now