13

145K 3.3K 1K
                                    

He and his power

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He and his power.

.
.

Ting!

Detik itu juga pintu lift itu terbuka tepat di lantai menuju kamar Letta.

Harusnya, Letta melangkah keluar. Tapi, melihat raut tak baik-baik saja yang dipancarkan pria bermata pekat di depannya, alih-alih keluar Letta memilih untuk membantu Avandher menuju kamar pria itu yang berada di lantai atas.

Lalu, pintu lift itu kembali tertutup. Avan kembali menyandarkan kepalanya di area bahu Letta yang terbuka. Tentunya, perlakuan Avan itu lagi-lagi membuat tubuh Letta mematung di tempat.

Sikap Avandher yang seperti ini nyatanya mampu membuat aliran darah Letta terpacu dan rasanya benar-benar tak nyaman. Letta tak pernah di posisi sedekat ini pada pria manapun.

Hanya Avan. Pria yang sekaligus telah mengambil mahkotanya yang berharga.

"Boss.."

"Sebentar.." adu Avan serak, membuat Letta membiarkan tingkah Avandher.

Setelahnya hening.

Dalam diamnya Avandher mengirup banyak aroma tubuh Letta, entah sejak kapan Avandher jadi begitu menyukai aroma parfum murahan yang Letta kenakan. Bahkan, Avandher tak bisa melupakan wanginya.

Hingga akhirnya, pintu lift itu kembali terbuka.

"Boss, ayo keluar," ajak Letta, suara lembutnya itu terdengar begitu dekat di telinga Avan.

Mendongakkan kepalanya berat, Avandher menatap manik Letta dengan mata sayunya, lalu berjalan keluar. Namun, karena hilang fokus, kaki Avan jadi tersandung di sela pintu lift hingga membuantnya terhuyung hampir jatuh.

Melihat itu, dengan sigap Letta langsung meraih pergelangan tangan Avan. "Anda tidak apa-apa?" tanya Letta, panik.

Pria itu mengagguk sambil menatap tangan Letta yang mengamit lengannya.

"Biar saya bantu, Boss.."

Selain istrinya, Avandher adalah sosok yang tak tersentuh. Namun ketika tangan Letta dengan lancang melingkar di area pinggangnya, pria beristri itu menjadi begitu pasrah. Bahkan jika Letta menyentuh area-area lain tubuhnya, Avan rasa ia akan sangat menikmati itu.

Sampai akhirnya, langkah mereka telah sampai di depan pintu kamar Avandher.

Pintu kamar itu terbuka setelah Avan mengarahkan kartu kamarnya di sensor. Berjalan masuk dengan Letta yang membantu membopong tubuh mabuknya, langkah Avan itu dituntun menuju ranjang.

Letta mendudukkan bossnya itu di pinggir ranjang dengan hati-hati, lalu melangkahkan kakinya untuk mengambilkan Avandher segelas air. Dari belakang, sorot mata dingin Avandher yang sayu itu tak lepas memandangi punggung putih Letta yang terekspos.

THE BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang