23

86.7K 3.1K 546
                                    

Touch her, I'll kill you!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Touch her, I'll kill you!

.
.

Terkutuklah Avandher.

Malam semakin larut, tangannya sibuk berkutat dengan keyboard laptopnya, namun fokusnya adalah benda pipih yang terkapar di samping tubuhnya. Entah sudah berapa kali ia melirik layar ponselnya, mengharapkan wanita itu menghubunginya balik setelah ia meninggalkan 5 panggilan tak terjawab. 

Kenapa dirinya merasa frustasi seperti sekarang?

Sepenting itukah untuknya mendengar suara wanita itu, bahkan hanya sebentar?

Ya, Avandher menyadari kekonyolannya. Apakah ini bisa dikatakan seperti ia merindukan wanita itu?

Avandher tak tahu! 

Yang jelas sekarang, ia seperti remaja bodoh yang ling-lung hanya karena pacarnya tak menjawab panggilan telponnya. Namun persetanan dengan itu, Avan tak peduli! Letta tak seharusnya mengabaikan panggilan telpon dari atasannya. Hanya karena ia menyuruh Letta untuk istirahat bukan berarti wanita itu bisa mengabaikannya seperti ini.

Sibuk merutuki Letta, Avandher sampai tak menyadari bahwa Valina telah keluar dari kamar mandi lengkap dengan piama satin seksi yang membalut tubuhnya. 

"Kau masih belum tidur?"

Suara Valina itu membuat Avander tergeming dan mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

"Hm," jawab Avan, setenang mungkin menatap istrinya lalu kembali pada layar laptop di depannya.

Direspon dengan raut datar seperti itu oleh Avandher, tentulah membuat Valina merasa terabaikan. Well, Valina baru saja pulang dari New York. Namun daripada memadu rindu dengan istrinya itu, Avandher malah berkutat dengan sesuatu yang lain. Tidakkah pria itu bisa sedikit peka atau ia memang tidak peduli ketika raut wajah sang istrinya nampak menyiratkan kekesalan?

"Bisakah kau lihat aku?" nada bicara Valina terdengar agak ketus. "Apa layar laptop itu lebih menarik dari pada istrimu?" 

Menghentikan gerakan tangannya di atas keyboard, Avandher kembali beralih pada istrinya itu. "Masih banyak laporan yang harus aku periksa."

"Don't you miss me?" tanya Valina kali ini terkesan menuntut.

"Tentu saja," balas Avan setelah diam dua detik.

Valina menelisik Avan. "But your reaction is not so."

"Hanya perasaanmu. Aku sangat merindukanmu."

Bukankah miris?

Di saat Avandher begitu gusar karena Letta mengabaikannya, tapi ia juga melakukan hal yang sama pada Valina. Bahkan ketika ia menyambut kepulangan istrinya, ia tak seantusias biasanya. 

THE BOSSWhere stories live. Discover now