20

130K 3.4K 842
                                    

The third person is just an escape

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The third
person is just an escape.
.
.

Pukul 06.00 pagi.

Di ruangan yang tak tersentuh cahaya matahari pagi, salah satu dari dua insan yang hanya terbalut selimut putih tebal itu menggeliat kecil dengan sedikit lenguhan pelan. Alisnya mengernyit tipis karena pergerakannya seolah terkunci. Namun karena rasa kantuk, ia memilih menyerukkan wajahnya pada sesuatu yang membuatnya merasa begitu nyaman. 

Letta kira itu guling.

But, wait!

Kenapa terasa begitu aneh? Tiba-tiba, sekelabat ingatan tentang apa yang telah terjadi semalam terlintas di dalam otaknya.

"Your pussy is so tight.."

"Aghh.."

Suara erotis itu berputar di dalam otaknya.

Damn it!

Tak butuh lama untuk Letta mengumpulkan kesadarannya, detik itu juga netranya langsung membulat sempurna ketika mendapati dirinya tengah berada dalam pelukan seseorang. Mendongakkan sedikit kepalanya, ia kembali disambut pemandangan yang menggetarkan hati.

De javu.

Wajah tampan pria itu nampak begitu tenang dalam tidur pulasnya. Jika sedang tidur seperti ini, pria itu tak terlihat menyeramkan. Sepersekian detik Letta mengagumi keindahan pria itu.

Bolehkah ia menikmati pemandangan di depannya sekarang?

Atau..

Bolehkah ia mendaratkan jarinya di wajah pria itu?

Avandher bukanlah pria sembarangan, pria itu juga tak lajang. Letta tau mereka bahkan tak sebanding. Dan, Letta juga tau ia akan menjadi wanita paling jahat karena menginginkan pria itu.

Namun, apa yang telah mereka lakukan semalam? Letta malah mempertaruhkan hatinya dan mengulangi malam itu lagi, tanpa alkohol! 

Menghela nafas, tangannya yang hendak terulur itu mendadak urung. Lalu dengan gerakan pelan dan tanpa berniat membangunkan pria itu, Letta mencoba menyingkirkan tangan kokoh Avan dari area pinggangnya. Namun bukannya tersingkir, jemari besar pria itu malah meremas pinggangnya dan menahan tubuhnya dari balik selimut. 

Nghh.

Detik itu juga, Letta merasakan ada rasa aneh di bagian dalam perutnya hingga membuatnya melenguh tertahan. Letta tentu tak lupa bahwa kini mereka sama-sama telanjang di balik selimut. Dan, apakah penis pria itu masih bersarang di dalam vaginanya—semalaman?!

Oh, god! Letta merasa seperti jalang sekarang! 

Lantas bagaimana Letta menyikapi Avandher pagi ini?

"Berniat kabur lagi?" 

Suara serak khas bangun tidur Avandher itu terdengar begitu dingin tanpa dosa, lengkap dengan mata sayunya. Well, mereka telah mengobarkan api semalam. Apa wanita itu pikir ia akan membiarkannya mundur?

THE BOSSWhere stories live. Discover now