ᎷᏆՏᏆ ᏦᎬᏟᏆᏞ(2)

Start from the beginning
                                        

Bibirnya bergerak menggumamkan suatu kata kata. Lalu berjalan pergi masuk kedalam hutan dan menghilang tanpa jejak.

Pendengaran Solat yang cukup tajam dan memang sedang melamun saat Thorn sedang melilitkan jaketnya di lengannya membuat dirinya bisa mendengar samar suara itu.

Gagal lagi?

"Maafin Thorn, harusnya tadi aku bantu Solar buat lawan serigala itu" ucap Thorn dengan nada penyesalan.

Solar tersadar dari lamunannya dan menggeleng gelengkan kepalanya lagi. "Ngapain minta maaf sih? Udah tugas aku buat jaga saudara ku juga. Udah ah kak, jangan besar besarin masalah" balasnya.


Senyuman tipis terulas di wajah Thorn. "Makasih, Solar"

"Siapa disana?!"

Mendengar suara lantang itu membuat mereka berdua panik dan buru buru mencari tempat sembunyi.

Salah seorang petugas masuk kedalam sana dan sedikit terkejut dengan keadaan yang tidak pernah dia tau kalau itu ada disana. Nyaman dan sepi. Dia celingak celinguk, berjalan ke sana sini, mencari sesuatu. Namun yang dia temukan hanya lah sebuah karung berisi tanaman aneh didalamnya.

Kedua alisnya mengerinyit dan ingin membawanya keluar dari sana. Tetapi ada sesuatu yang memukul tengkuk belakangnya hingga dia kehilangan kesadaran.

"Seenak jidat aja bawa barang orang, polisi kok nyuri, anjir" cibir Solar dengan wajah kesalnya. Ternyata dia lah yang memukul petugas itu hingga tak sadarkan diri.

Bertanya dimana mereka sembunyi? Thorn dengan akal cerdiknya membawa mereka naik keatas pohon besar tua itu dan duduk diam disana. Saat Solar melihat kalau barang berharganya akan di bawah pergi, dia sontak turun dan memukulnya.

Thorn meloncat turun dari dahan pohon. Topinya tanpa sengaja terbuka dan terbang ke arah Solar. "Ayo pulang, Solar" ajaknya.

Solar mengambil topi kakaknya lalu memberikannya kepada sang kakak. "Ayo"

Mereka pun bergegas pergi dengan Solar yang memikul kantong di punggungnya bersama Thorn yang berjalan di belakangnya.

Meninggalkan petugas itu dalam keadaan tak sadarkan diri, mengundang hewan ganas tadi kembali datang. Mengeram penuh amarah dan mengendus endus bau yang ada di sana. Perlahan berjalan maju mendekati petugas, mengendusnya di berbagai tempat. Lalu dengan tanpa aba aba langsung mencabik cabik bagian perutnya. Erangan kesakitan keluar dari mulut petugas kepolisian itu. Nafasnya perlahan mulai menghilang. Isi perut keluar kemana mana, mengundang aroma amis yang menyeruak masuk kedalam tanah.

Sesosok tadi nampak melihat dari kejauhan kepergian kedua bungsu itu dengan senyuman miring di wajahnya.

===

"Kak" panggil Ice yang membuat kakak sulungnya itu menoleh kearahnya dengan wajah bertanya. "Makanan Lucy ada dimana?" tanyanya dengan kelinci putih yang dia pegang.

Halilintar menatap hewan berbulu itu sejenak lalu menggelengkan kepala, "Aku gak tau. Coba tanya sama Gempa" jawabnya kembali melanjutkan membaca buku yang sempat dia hentikan.

Ice ingin keluar dari kamar Hali, tapi kelinci bernama Lucy itu melompat dari gendongannya dan pergi menuju Hali yang tengah santai berbaring diatas kasur. Hali tidak menyadari keberadaannya sampai kelinci itu mendarat di atas perutnya. Matanya memincing tajam melihat hewan berbulu itu ada disana dengan wajah polos dan mata lucunya yang terlihat menyebalkan di mata Hali.

Magic Potion [END]Where stories live. Discover now