ᎷᏆՏᏆ ᏦᎬᏟᏆᏞ

En başından başla
                                        

"Di tempat dimana kalian sering kunjungi saat sekolah"

Thorn mendengus dan menutup buku yang dia baca. Dia sudah tidak bisa fokus untuk memasukan setiap cerita mitologi yang ada di buku itu kedalam otaknya.

"Kak"

"EH AYAM" latah Thorn saat melihat wajah Solar yang tiba tiba ada didepannya. "Solar! Thorn kaget tau"

Solar terkikik geli dengan kelinci yang dia pegang. "Kakak mikirin apa sih?" tanyanya sambil menyerahkan kelinci itu pada Thorn.

Thorn bangun dari baringnya dan menerimanya. "Lho, belajarnya udah?" pertanyaannya di angguki oleh Solar. "Yey! Solar, ayo ke halaman belakang sekolah!" anaknya tiba tiba.

Kening Solar mengerinyit, "Kakak gila? Kita aja disuruh jangan kesana dan libur beberapa hari di rumah gara gara mayat bang Gio. Kok malah mau kesana?"

"Lho? Bahan bahannya yang Fang kasih ke Solar kan belum di ambil?" Thorn membalas dengan sedikit ragu. Dia takut salah.

Solar tersentak dan teringat dengan karung yang masih ada di pohon besar ditengah hutan itu.

"Astaga, iya. Kok aku bisa lupa. Aduh, masih ada disana gak ya?" panik Solar.

"Gak bakal ilang kok, lagian polisi sama penjaga sana gak mungkin berani masuk kedalam hutan itu" Thorn mencoba menenangkannya. "Jadi? Solar mau ambil tidak?" tanya Thorn.

Solar menatap Thorn, dia menjeda sejenak lalu menghela nafas. "Iya, boleh deh kalo gitu. Daripada ilang, ntar kakak sama yang lain malah gak bisa balik semula lagi" jawabnya.

Thorn bersorak girang. "Yaudah, ayo!"

"Izin sama yang lain dulu kak" tegur Solar dan di angguki Thorn.

Selesai meminta izin selama beberapa menit yang penuh perdebatan, akhirnya mereka diizinkan untuk pergi. Awalnya Gempa tidak mengizinkan karna takut mereka terluka atau semacamnya. Tapi mereka berdua tetap bersikekeuh akan pergi. Kakak tertua mereka yang sudah lelah dengan rengekan mereka pun akhirnya membiarkan mereka pergi. Dan tidak disetujui oleh Gempa.

"Kak Hali gimana sih?! Ntar kalo mereka kenapa napa gimana?! Trus kalo nanti mereka terluka gimana?! Jangan diizinin lah, kak! Bahaya! Nanti—"

"Sssssttttttt, adikku yang tampan dan nyebelin jangan cerewet bisa gak?"

"Gak bisa dong!! Emang kakak mau tanggung jawab kalo mereka kenapa napa?!!"

"Sssst!!! Diem, Gempa. Jangan teriak teriak. Mereka bakal aman selama bisa jaga diri baik baik. Kalian bisa jaga diri, kan?"

Kedua bungsu nampak mengangguk tanpa sadar mendengar kakak keduanya berucap.

"Bagus, kalo kalian balik larut seperti kemarin lagi dan kalo sampai ada luka di tubuh kalian, jangan salahkan aku jika aku menyuruh kalian tidur di luar. Mengerti?"

Keduanya nampak meneguk ludah kasar dan mengangguk lagi ketika kakak sulungnya bersabda.

"Kak Hali!! Jangan izinin!! Disana bahaya! Kalo mereka terluka gimana? Mayat bang Gio masih terngiang ngiang di otakku, kak"

"Adikkuuuuu, mana dirimu yang dulu? Kenapa mendadak jadi cerewet dan nyebelin? Eh tapi kau emang udah cerewet dari dulu sih"

"Kak Halilintar yang nyebelin tau gak! Dibilangin juga jangan kasih izin malah diizinin, sekali kali dengerin aku lah"

"Hm? Udah ngomel nya? Kakak capek tau dengerin kamu ngomel terus"

Semua adiknya terdiam tak percaya dengan dramatisir nya Halilintar.

"Kalo gak mau denger aku ngomel jangan izinin mereka pergi!!"

Sementara mereka masih asyik berdebat, Taufan diam diam berbisik pada kedua adik bungsunya. "Kalian cepat pergi kalo gak mau Gempa makin ngamuk"

Kedua dengan mengangguk dengan cepat lalu kabur dari sana. Gempa yang menyadari itu sontak kaget dan ingin mengejar mereka, namun Halilintar menghalanginya.

"Minggir, kak!! Aku gak bisa biarin mereka pergi!!"

Halilintar menghela nafas pelan. "Jaga diri, kalian berdua!!" teriaknya pada kedua adik bungsunya yang mulai ingin naik taxi.

"SIAP, KAKAK!" dan mereka pun menghilang dari pandangan yang lain.

Gempa membelalak lebar, "KAK HALI GIMANA SIH??!!" amuknya.

Halilintar menatap malas Gempa. "Biarin aja, nanti mereka juga pulang. Gak bakal lama"

"TAPI KAN—"

"Sssstttt, udah kak. Malu didengar tetangga" celetuk Blaze.

"Gak bisa! Keadaan disekolah gak aman buat sekarang, gimana aku bisa diam aja?!"

Taufan dengan cepat membawa Gempa kedalam dekapannya. "Mereka bakal baik baik aja, Gem. Gak usah khawatir, mereka bakal balik sebentar lagi"

Tubuh Gempa melemah saat itu juga, dia membalas pelukan Taufan.

Mereka semua tau bagaimana cemasnya Gempa saat salah satu dari mereka dalam bahaya. Dan Gempa tidak suka hal itu.

"Ck, andai tubuhku gak mengecil udah aku bekap mulutnya" cibir Halilintar.

"Eeee, kau sadar juga ternyata" goda Ice dengan seekor kelinci yang ada dalam pelukannya.

Hali melirik tajam.

Mengenai kelinci bernama Lucy itu, mereka semua sudah menerimanya beberapa hari lalu. Dikarenakan Thorn yang meminta dan Ice yang membantu membujuk kakak kakaknya, kecuali Blaze. Hali sebenarnya tidak suka hewan berada di rumahnya, tapi karna dia rasa Lucy cukup lucu, jadi dia membiarkannya asal mereka bisa menjaganya dengan baik. Jika terjadi sesuatu padanya, dia tidak mau mengurusinya.

"Tetap aja! Kalo mereka sampai kenapa napa, kak Hali yang bakal aku amuk duluan!" ancam Gempa yang masih dalam pelukan Taufan.

"Hmmm, iya iyaaa, Gempaaa"

Hali sudah pasrah dengan setiap ancaman Gempa.

===

Thorn dan Solar kini sedang berdiri di di ujung jalan dimana didepan sana ada gerbang masuk sekolah mereka yang dipenuhi penjaga kepolisian dan beberapa satpam sekolah. Mereka memikirkan cara bagaimana mereka bisa masuk menyelinap kedalam untuk pergi ke hutan.

"Panjat tembok aja, kak" usul Solar yang membuat Thorn menatap bingung.

"Caranya?"

"Pake akar pengikatmu, nanti kita jalan di atas tembok pembatas"

Misi mereka kali ini adalah kembali pulang dengan selamat dan cepat tanpa mengalami luka sedikit pun. Atau jika tidak mereka akan diusir malam ini dari rumah.











































































































































===

Bersambung...

Ada yang spam vote nich, mat datang ke ceritaku yaaa😍.

Selamat malam semuanya, jangan tidur larut ntar terlambat sekolah!(yng masih sekolah). Jangan sering bergadang ya, cuman aing yng boleh—.

Bye bye!

Magic Potion [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin