ᎷᏆՏᏆ ᏦᎬᏟᏆᏞ

Começar do início
                                        

Taufan sontak mundur sedikit untuk keluar dari frame. Dia bisa melihat saudaranya disana. Gempa yang menggeleng gelengkan kepalanya dan Hali yang menunduk dengan bahu bergetar. Dia yakin Hali pasti sedang menahan tawanya.

Wajah Taufan memerah malu. "Maaf, pak!! Kelepasan!" ucapnya dengan segera.

Beralih di kamar sebelahnya dimana kamar Gempa berada. Terlihat Hali dan Gempa sedang berbaring tengkurap di atas kasur Gempa sambil sesekali memakan cemilan yang mereka sediakan bersama. Buku pelajaran juga terletak dengan rapi di depan mereka lengkap dengan alat tulisnya.

Gempa malu sendiri dengan tingkah kakak kembarnya itu. Sementara Hali sudah tertawa duluan melihatnya. Untung saja speaker sudah dimatikan lebih dulu. Dia nampak menundukkan kepalanya dengan kuat, mencoba menahan tawanya yang ingin lepas.

"Hahh.. pipiku sakit, haha" Hali menyeka air matanya karna tertawa tadi. Bahkan dadanya sedikit sesak karna menahannya.

"Adikmu itu, kak. Kasih tau kek, bikin malu tau" tegur Gempa menghela nafas.

"Kakakmu juga itu. Kasih tau aja sendiri" balas Hali mengambil keripik kentang dan memakannya.

"Kita sudahi pembelajaran hari ini, selamat istirahat kalian semua"

"Baik Pak"

Panggilan itu pun telah selesai. Mereka sedikit lega karna akhirnya bisa bersantai disana.

"Akhirnya selesai" Gempa merebahkan dirinya ke arah Hali hingga membuat dirinya terjepit disana.

"Berat, cog! Bangun!" titah Hali mencoba mendorong tubuh Gempa tapi tidak berguna karna dirinya yang lemah.

Gempa berbalik dan malah memeluk dirinya yang masih tengkurap disana. Memeluk punggungnya.

"Lepas, Gempa" ucap Halilintar menatap sinis.

Gelengan kepala yang dirasakan di punggung nya membuat Hali mendengus kasar. Gempa jarang bermanja manja dengannya dan itu sedikit membuatnya senang sebenarnya walau tidak terbiasa.

Dia melepas topi Halilintar lalu bangun dan bermain dengan rambut panjang Halilintar. Sementara sang empu hanya diam sambil menyalin catatan Gempa ke bukunya sendiri.

Mari tinggalkan kebucinan kakak beradik itu dan beralih ke kamar bungsu. Pembelajaran mereka masih belum selesai, mungkin sebentar lagi.

Dimeja belajar terlihat ada Solar yang duduk dan menyimak dengan sungguh sungguh dengan kelinci putih yang duduk di depannya menemani dirinya. Sementara Thorn berbaring di kasur Solar sambil asyik membaca buku yang dia pinjam. Walau pun pandangannya mengarah pada setiap kata kata disana, kepalanya masih terngiang ngiang dengan kejadian beberapa hari lalu. Dimana kejadian tak terduga terjadi di sekolah mereka dan cerita dari Lyon yang membuatnya semakin penasaran.

"Maksudmu? Mereka masih ada disekitar kita?" tanya Ice merasa tidak percaya dengan apa yang diceritakan Lyon.

"Kakek tidak bilang begitu, tapi itu hanya firasatku saja" Lyon menjawab dengan senyuman.

"Dimana mereka tinggal jika masih ada?" Taufan bertanya.

Lyon terlihat berpikir sebentar lalu menatap kearah Thorn. Yang ditatapi nampak sedikit tersentak.

Magic Potion [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora