DEVIL IN DISGUISE

677 36 7
                                    

Manggala Grup,

Saga membolak-balik halaman pada berkas yang sebetulnya sudah dia pegang dan amati sejak beberapa menit lalu. Tidak ada niat sama sekali untuk membubuhkan tanda tangan diatas sana.

Bukan karena tidak menyetujui proposal bisnis yang telah susah payah diajukan oleh para anak buahnya, melainkan karena Saga yang saat ini tengah tidak fokus pada pekerjaan. Fokus lelaki itu sepenuhnya mengarah pada permasalahan rumah tangganya dengan Sofia. Ekhem, lebih tepatnya masalah ranjang mereka. Kedua sejoli itu sudah tidak memadu kasih diatas ranjang selama 6 tahun terakhir karena dipisahkan oleh keadaan

Kini, keduanya kembali bersama namun permasalahan tersebut tak kunjung dapat di selesaikan. Bukan karena Saga tidak mampu melakukannya, lelaki itu masih mampu memuaskan Sofia hanya saja sang istrilah yang justru menolak untuk itu. Entah apa alasan Sofia hingga selalu menolak Saga namun yang pasti hal itu membuat Saga sangat tidak senang

Saga mulai berpikir kalau Sofia jijik pada tubuh ringkihnya yang lumpuh. Lelaki itu menurunkan pandangannya, menatap nanar kedua kakinya yang bahkan kian mengecil dan tidak lagi bisa menapak tanpa bantuan dari orang lain.

Sial sekali, mengamati kedua kakinya hanya membuat kondisi hati Saga kian memburuk. Rasanya Saga sangat ingin membanting seluruh barang yang ada di dalam ruangannya ini.

"Aarghh! Brengsek!"

Saga menggebrak kencang meja kerjanya hingga membuat Kevin yang hendak mendekat langsung menghentikan langkah kakinya. Teman sekaligus bawahan Saga itu mengurungkan niatnya untuk menemui sang sahabat.

Kevin memutar tubuhnya, siap untuk berbalik pergi. Namun sialnya, keberadaan Kevin lebiu dulu tertangkap basah oleh kedua mata elang milik Saga.

"Berhenti. Mau kemana kau?"

Kevin melirik Saga melalui ekor matanya, rasanya sangat sulit meski hanya untuk menelan saliva. Kevin takut akan menjadi sasaran dari amarah Saga

Kevin mendengus, terpaksa berbalik arah pada Saga. Lelaki yang berada pada usia yang sama dengan Saga itu memaksakan sebuah senyuman di hadapan sang majikan.

''Tuan, anda bertanya pada saya?" Tanya Kevin sekedar untuk berbasa-basi

Saga memicingkan kedua matanya, "Apa ada orang lain di dalam sini kecuali kau dan aku? Kevin Wijaya?"

"Tentu saja hanya ada kita berdua,Tuan." Sahut Kevin sesopan mungkin

Saga memberi perintah melalui gerakan mata, memerintahkan Kevin menjelaskan apa tujuan kedatangannya kemari.

"Saya membawa proposal bisnis dan kerjasama yang diajukan oleh Tan Grup,Tuan." Kevin lalu menyodorkan map berwarna kuning kemudian meletakkannya dengan sopan di depan Saga. "Jika anda berkenan, silahkan melihat dan membaca dengan seksama apa yang mereka tawarkan ini."

Saga hanya meliriknya sekilas, sangat enggan untuk membuka apalagi mencermati isi dari map tersebut.

"Tan Grup tertarik bekerja sama dengan kita setelah Herlambang Grup dan Manggala jadi satu. Seperti yang anda tahu, pengaruh Tuan Tristan tidak main-main. Hanya mendengar namanya saja sudah berhasil mengundang lebih banyak investor asing." Terang Kevin

Saga sama sekali tidak tertarik sepanjang Kevin memberi penjelasan padanya. Namun mendengar nama Tristan disebut, membuat Saga teringat akan sesuatu. Saga mengangkat kepalanya ke arah Kevin. Tindakan Saga membuat bibir Kevin yang akan kembali memberi kejelasan langsung tertutup rapat.

"Kevin, sudah kau dapatkan apa yang kuperintahkan padamu?" Saga menatap dengan serius

Kevin tidak tahu atau mungkin lupa dengan apa yang dimaksud oleh Saga, saking banyaknya perintah yang dia terima dari lelaki itu. "Maksud anda? Yang mana dulu?"

DESTINYWhere stories live. Discover now