ESCAPE

691 46 13
                                    

Ruang ICU, di sebuah rumah sakit.

Beep...Beep..

Ttiitt...tttitt..

"Saya sudah memberikan obat penenang,Nona. Tuan Saga tidak akan mengalami kejang lagi."

Dokter Zayn baru saja memberi suntikan penenang untuk Saga. Itu terpaksa diberikan karena beberapa saat lalu, Saga mengalami kejang dengan ritme yang kencang dan terjeda. Ini membuat Vanessa yang sejak tadi menungguinya menjadi panik tidak karuan.

Vanessa takut jika hal buruk kembali menimpa Saga. Jauh di dalam lubuk hatinya, Vanessa sangat mencintai lelaki itu.

"Kalian sudah memastikan jika Saga baik-baik saja?"

Dokter Zayn mengangguk pada Vanessa. Ia melirik kedua perawat yang telah mendampinginya menangani Saga sejak tadi. Lalu mengajak perawat itu untuk meninggalkan Saga hanya bersama dengan Vanessa

Kini tinggallah Vanessa yang menjaga Saga sendirian. Wanita itu merubah tatapan paniknya menjadi tatapan yang penuh kekaguman.

Tatapan lekat Vanessa pada tubuh Saga mungkin akan membuat orang yang melihat jadi salah paham dan berpikir jika wanita itu menyukai kondisi Saga yang seperti ini. Bahwa dia senang dengan kondisi Saga yang memburuk

Saga, dia masih terbaring koma dan tidak sadarkan diri. Sudah hampir sebulan berlalu dan belum ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau Saga akan segera bangun dari tidur panjangnya yang lelap.

Kedua netra Saga masih terpejam dengan erat. Ventilator masih menyumbat mulutnya, collar berukuran sedang juga masih terpasang pada lehernya. Sudah hampir sebulan ini, Saga menghuni ruangan ICU ini. Hanya ada dia,pasien yang menerima perawatan di dalam ruangan ini.

"Kau tahu,Saga? Aku menyukaimu yang seperti ini. Terkadang, aku berpikir kalau kau yang tidak berdaya ini akan membuatmu kehilangan Manggala Grup. Tapi ternyata, Manggala Grup masih menjadi milikmu. Dan aku menyukai itu, tidak ada alasan untuk aku meninggalkanmu." Vanessa sengaja membuat jari jemarinya menari diatas dada kurus milik Saga

"Kau yang dulu kuat dan perkasa sangat mustahil untuk aku miliki. Dan kini, kau yang lemah dan tidak berdaya. Aku harus bisa menjadikanmu milikku. Aku akan terlihat mengenaskan jika dalam keadaanmu yang seperti ini pun kau masih menolakku. Kau harus jadi milikku." Ujar Vanessa

Senyuman miring diatas wajah Vanessa terlihat sangat dingin. Entah apa yang direncanakan oleh wanita itu sebenarnya

Vanessa akan kembali buka suara kala kedua rungunya menangkap suara langkah kaki yang terdengar tegas mendekati ruangan ini. Vanessa seketika langsung merubah ekspresi dinginnya menjadi seramah dan sehangat mungkin.

''Vanessa, kau masih disini,sayang?" Suara itu adalah milik Kakek Ulung

Suara bariton yang selalu terdengar tegas dan bijaksana.

Vanessa menolehkan kepalanya ke arah Kakek Ulung, melemparkan senyuman terbaik pada Kakek tersayangnya itu.

"Kakek, aku masih disini. Aku tidak tega meninggalkan Saga sendirian." Vanessa menyetel wajahnya semelas mungkin. Tatapan senduhnya mengarah pada Saga

Kakek Ulung tersenyum bangga menanggapinya. "Baiklah...Kakek tidak meragukan kesetiaanmu."

Kakek Ulung juga sudah menggunakan masker+jubah steril. Meskipun ini adalah ruangan VIP, tapi ini tetap ruangan dengan status ruang ICU. Semuanya harus tetap steril.

Pandangan Kakek Ulung beralih pada Saga. Kedua netra senjanya menatap senduh sang cucu yang terlihat sangat tidak berdaya. Setelah 5 tahun, ini yang pertama Saga kembali jatuh sakit sekeras ini.

DESTINYWhere stories live. Discover now