MIRACLE NEVER LEFT

817 41 4
                                    

Beberapa hari kemudian,

Saat ini, Tristan tengah berada diatas mobil. Bersama dengan Marcel yang mengemudi. Serta seorang Dokter Pria yang duduk di kursi depan.

Tristan baru saja kembali, setelah menempuh hampir 22 jam penerbangan dari New York ke Jakarta menggunakan pesawat pribadi.

"Marcel, bangunkan aku saat tiba di kediaman Siska.

"Baik,Tuan. Anda beristirahatlah dulu." Sahut Marcel

Tristan berdehem, pria paru baya itu menyandarkan kepalanya dan mulai memejamkan kedua mata dengan erat. Dengkuran halus mulai menggema di sekeliling Tristan.

Di alam bawah sadarnya, Tristan seolah tersedot ke dalam ruang waktu puluhan tahun yang lalu.

Tristan melihat dirinya di masa muda, yang kala itu baru berusia 30 tahun. Tristan muda  tidak seorang diri, ada pria paru baya dengan wajah yang terlihat sangat mirip dengan Tristan berdiri di depannya.

Kedua orang itu tidak terlihat baik-baik saja. Mereka seperti terlibat dalam sebuah perdebatan yang melibatkan otot dan saraf.

Papa? Gumam Tristan saat melihat sosok pria paru yang sangat di kenal

"Berapa kali Papa katakan padamu,Tristan! Berhenti menjalin hubungan dengan wanita miskin itu! Dia tidak pantas untukmu! Kalian jauh berbeda dalam segala hal!"

"Dan berapa kali harus ku katakan pada Papa? Aku tidak akan meninggalkan Mariana,Pa. Dia adalah wanita yang sangat kucintai, dan aku tidak akan pernah meninggalkan dia! Sampai aku mati sekalipun!"

Perdebatan kolot itu masih terus berlangsung bahkan makin sengit. Dan Tristan tua hanya menjadi penonton disini.

"Tristan Frans Herlambang! Dengarkan dan turuti perkataan Papa! Tinggalkan wanita miskin itu dan menikahlah dengan Hanita! Hanya Hanita yang pantas menjadi istrimu, menjadi menantu dari Keluarga Herlambang yang terhormat!"

"Tidak akan,Papa! Sampai kapanpun,tidak akan ada yang bisa memisahkan aku dengan Maria! Termasuk Papa! Karena Maria tengah mengandung. Dan bayi yang berada di dalam kandungannya adalah anakku. Calon cucu Papa! Jadi Papa harus tetap menerima keputusanku!"

Tepat setelah mengatakan itu, Tristan muda langsung berbalik pergi dari hadapan Sang Papa. Namun Sang Papa tentu tidak akan tinggal diam, jika putra semata wayangnya membangkang hanya demi seorang wanita.

"Selangkah saja! Hanya selangkah kau melangkah keluar dari ruangan ini,Tristan! Maka kau bukan lagi bagian dari keluarga Herlambang! Pewaris? Cih! Lupakan semua itu! Kau tidak akan mendapat apapun! Harta, bahkan Herlambang Grup tidak akan pernah menjadi milikmu! Kau akan keluar dari rumah dan keluarga ini tanpa membawa sepeserpun harta kami! Hiduplah sebagai Tristan tanpa nama keluarga Herlambang! Kita lihat, seberapa jauh kau mampu bertahan tanpa gaung nama besar Herlambang?"

Tristan muda sempat terpengaruh, namun sesaat kemudian. Tristan muda memantapkan langkahnya keluar dari ruangan kebesaran Sang Papa. Tristan muda lebih memilih hidup bersama dengan wanita yang amat dia cinta juga calon buah hati mereka.

Namun, setelah meninggalkan Keluarga Herlambang. Tristan muda hidup dalam serba kekurangan, bahkan demi membeli susu ibu hamil sekaligus membawa Mariana ke Dokter Kandungan pun dia tidak mampu. Tidak ada satupun perusahaan yang mau menerima Tristan muda bekerja meski dia adalah seorang pebisnis yang handal. Semua itu karena ulah Sang Papa.

Selama 3 bulan lamanya, Tristan muda hidup dalam kesusahan. Dan pada akhirnya, dia menyerah dan mengaku kalah pada Sang Papa. Tristan muda meninggalkan Mariana yang tengah hamil tua begitu saja, dengan janji kalau dia akan kembali setelah berhasil mendapatkan kekuasaan mutlak dalam Herlambang Grup.

DESTINYWhere stories live. Discover now