HE'S ALIVE

956 60 14
                                    

Kediaman Keluarga Manggala.

"Hhuuuaaahhh.."

Hembusan nafas yang keras dan terdengar berat keluar dari dalam mulut Saga yang terkulai tajam ke kiri dan senantiasa terbuka.

Masker oksigen menutupi bibir dan hidung Saga. Kepulan uap cukup tebal keluar dari dalam mulut Saga.

Bukan tanpa sebab mengapa benda yang memiliki silk plastik berbahan tebal yang terpasang pada ujung masker itu terpasang pada Saga.

Beberapa hari ini, kondisi kesehatan Saga sangat buruk. Ia seringkali kesulitan bernafas seolah selang trakeostomi yang terpasang pada lehernya itu sama sekali tidak berfungsi. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada Saga. Namun selama beberapa malam, lelaki itu seringkali terbangun dari tidurnya sambil berteriak dan meraung dengan kencang.

Semalam, Saga bahkan terbangun dari dalam tidurnya persis seperti ikan yang mencari air untuk bernafas. Saga berteriak dan menangis dengan kencang. Coba mengungkapkan rasa sakit hati atas apa yang dia lihat dalam alam mimpinya.

Benar sekali, Sofia adalah alasan utamanya. Saga bermimpi dan dalam mimpinya ia jelas melihat keberadaan Sofia dan Xaviera. Istri serta putri kecilnya yang sudah dianggap tiada oleh semua orang termasuk oleh Saga sendiri.

Dalam mimpinya, Saga melihat kedua wanita terindahnya tengah berjalan menuju ke arahnya. Namun, kabut tebal menghalangi mereka. Dan itu yang membuat Saga tersiksa. Karena bahkan dalam mimpi sekalipun, lelaki itu tetap tidak bisa memeluk Sofia dan Xaviera dengan leluasa. Padahal, hanya di alam mimpi saja kondisi Saga bisa normal.

Saga memang sakit, pikirannya terganggu. Sekujur tubuhnya mengalami kelumpuhan total akibat quadriplegia. Bahkan, para Dokter mengatakan kalau Saga berubah menjadi lelaki idiot bahkan jika lelaki itu tidak lumpuh.

Tapi kenyataannya? Saga masih bisa berpikir. Dia bisa merespon apa yang dikatakan oleh orang-orang disekelilingnya. Terutama jika itu tentang Sofia. Saga bisa mengingat jelas tentang Sofia dan kedua anak mereka.

Saga tidak buta ataupun tuli. Dia bisa mendengar dan melihat meski kedua kemampuan itu memang mengalami penurunan yang lumayan drastis. Tapi, Saga bisa melakukan kedua hal itu.

Dia sangat bisa mendengar saat Xabiru atau Rita mengajaknya berkomunikasi. Dia juga selalu berusaha memberikan respon dan tanggapan meski hasilnya hanyalah sebuah erangan dan racauan tidak jelas.

Saga sangat ingin bisa membalas apapun yang diceritakan Xabiru padanya. Dia ingin memberikan nasehat juga mengajarkan banyak hal pada Xabiru. Saga selalu senang tiap kali putra kecilnya itu ada disisinya. Dan Saga selalu memberikan respon yang jelas memperlihatkan rasa senangnya.

Namun, saat ini satu-satunya hal yang bisa Saga lakukan hanyalah mendengarkan apa yang dikatakan Xabiru padanya. Memberi respon dan tanggapan semampu dan sebisanya.

Saga sangat mencintai Xabiru. Pikiran Saga memang terganggu beberapa tahun terakhir ini, dia tidak bisa berpikir dengan jelas. Semua karena cidera otak yang dialaminya.

Namun, perlahan-lahan kondisi Saga mulai membaik. Dia bisa mengingat orang lain selain Sofia. Dia jelas mengingat Xabiru dan Xaviera. Saga ingat kalau pernah berlaku buruk pada Xabiru di masa lalu. Dan dia menyesali perbuatan itu.

Andai dia tidak berada dalam keadaan seperti ini. Maka pasti, Saga akan melakukan dan memberikan semua yang terbaik untuk Xabiru. Memastikan agar putra semata wayangnya berbahagia dalam hidupnya.

Tidak ada yang menyadari kondisi Saga yang seperti ini. Rita dan semua orang, mereka semua berpikir dan menganggap kalau Saga memang idiot bahkan gila. Yang sebenarnya, Saga masih bisa berpikiran normal. Dan dia cukup senang karena semua orang berpikir seperti itu terhadapnya.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang