SUFFERED

1.5K 59 7
                                    

Jakarta, Indonesia

Mobil mewah dengan atap terbuka yang di kendarai oleh Vanessa,memasuki halaman mansion milik keluarga Manggala. Wanita itu turun dari atas mobilnya,lalu dengan langkah yang arogan. Vanessa berjalan masuk ke dalam mansion.

Vanessa menggunakan pakaian kerja semi formal,dengan rok pendek tepat selutut. Atasan berwarna mocca melengkapi penampilannya.

Vanessa mengedarkan pandangannya pada sekujur mansion. Sepi dan sunyi seperti biasanya. Kedatangan Vanessa disambut oleh Mediana,Kepala Pelayan di mansion ini.

"Selamat datang,Nona Vanessa." Sapa Mediana dengan hormat. Wanita paru baya itu menundukkan tubuhnya dengan sopan

Vanessa memicingkan mata. Dia benci saat Mediana memanggilnya dengan panggilan Nona.

"Bukan Nona. Tapi,Nyonya. Nyonya Vanessa. Panggil aku seperti itu,berapa kali aku mengingatkan itu padamu?"

Vanessa tidak ragu menegur dan menunjukkan ketidaksukaannya pada apapun dalam mansion ini. Wanita itu bahkan melipat kedua tangannya ke depan dada.

"Maafkan saya. Saya masih sering melupannya,Nyonya Vanessa."

Mediana pada akhirnya mengalah. Begitu lebih baik daripada harus berusan dengan wanita sombong seperti Vanessa

Vanessa menyeringai kecil. Wanita itu melanjutkan langkah kaki dan bergegas menaiki tangga. Menuju lantai ke 2 didalam mansion

Mediana menatap punggung Vanessa dengan rasa kesal yang teramat dalam di hatinya. Sama seperti Rita. Mediana juga tidak pernah menyukai Vanessa. Menurutnya,Vanessa bukanlah wanita baik-baik,dia angkuh dan arogan. Vanessa jelas memanfaatkan kasih sayang Kakek Ulung padanya. Mediana sungguh berharap kalau wanita itu akan segera lenyap dari kehidupan keluarga Manggala.

"Wanita jahat. Tuhan tidak akan memberinya kebahagiaan. Tidak akan pernah! Setelah apa yang dia perbuat pada Nyonya Sofia. Setelah dia menghancurkan keluarga Tuan Saga."

Air mata Mediana luruh begitu saja. Kedua tangannya mengepal erat. Mediana selalu emosional setiap kali mengingat Mendiang Sofia. Satu-satunya istri sah dari Saga Ksatria Manggala,sampai kapanpun itu.

Kembali ke Vanessa. Vanessa tiba di lantai 2,perlahan kedua kaki jenjangnya melangkah mendekati besar sebuah ruangan. Ruangan yang selama ini selalu dianggap sebagai ruangan terlarang oleh Kakek Ulung.

Hanya Kakek Ulung,Rita,Vanessa dan Dokter Zayn yang boleh masuk ke dalam sana. Vanessa mendorong pintu besar itu,pintu yang sama seperti pintu yang di intip Xabiru beberapa waktu lalu.

Kedua mata Vanessa berbinar bahagia,kala dia mendapati sosok yang sangat dia rindukan ada di dalam ruangan besar itu.

Sebuah ruangan yang lebih mirip dengan kamar perawatan di rumah sakit. Ranjang khusus disabilitas berukuran besar ada di dalamnya. Dikelilingi berbagai peralatan medis yang lengkap.

Seorang lelaki tengah berbaring di atas ranjang khususnya. Vanessa mendekat dan langsung mengambil tempat di sisi ranjang.

Kedua tangannya menari dengan lembut di atas dada kurus lelaki yang tengah berbaring di depannya. Wajah cantik Vanessa membingkai senyuman yang sangat indah.

"Saga,aku merindukanmu."

Vanessa mendekatkan bibirnya tepat ke atas kening Saga. Memberikan kecupan lembut pada kening lelaki yang sangat dia cintai.

Aktivitas itu berhasil membangunkan Saga dari tidur lelapnya.

"Hhhiigghhh....ghhhuu.." Hanya suara tidak jelas itu yang berhasil lolos dari bibir Saga sebagai respon atas rasa tidak sukanya

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang