SAFE?

748 44 8
                                    

Di depan ruang UGD,

Hening dan sunyi. Tidak ada yang bersuara selain suara tangisan yang terdengar saling bersahutan

Rita, wanita paru baya itu hanya bisa terduduk sambil menangis dan meraung dalam pelukan Leona. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain berdoa dan mengharapkan keselamatan untuk putra tercintanya

"Saga...anakku yang malang. Penderitaan apa lagi yang belum dia lalui? Seolah kehilangan Sofia dan Xaviera tidak cukup! Saga! Dia bahkan harus kehilangan hidupnya sendiri! Kegagahan, kehormatan dan kebebasan! Semua itu sudah direnggut darinya! Sekarang! Apalagi yang tersiksa untuk direbut darinya?! Tuhan tidak adil!" Teriak Rita

Suara teriakan dari Rita terdengar sangat lirih dan menyayat hati. Itu adalah suara hati dari seorang Ibu yang tulus dan terdalam. Seorang Ibu yang tidak tahan lagi jika harus menyaksikan kehancuran putranya.

"Mommy harus tenang. Kita doakan saja, semoga Kak Saga bertahan kali ini." Bisik Leona sambil terus mengusap bahu Rita

Leona mengalihkan pandangannya ke seberang. Tepat di depan bangku tempat Leona duduk dengan Rita. Leona melihat keberadaan Siska

"Dia terlihat sangat hancur." Gumam Leona

Siska tidak menangis ataupun berteriak. Wanita itu sudah tidak sanggup untuk berteriak ataupun menangisi Saga lagi. Siska hanya diam dengan tatapan kosongnya. Memangku Xabiru yang sejak tadi sama sekali tidak ingin melepaskan pelukan Siska darinya

Tidak peduli meski wajah dan pakaian Siska masih berlumur darah milik Saga. Darah yang mengotori tubuhnya saat Siska memangku tubuh lemah Saga tadi.

Meski hanya diam, namun siapapun yang melihat Siska akan sadar kalau wanita itu tengah sangat hancur. Ini bagaikan sebuah mimpi buruk untuk Siska.

"Mama...bagaimana dengan Papa? Papa akan baik-baik saja?" Bisik Xabiru pada Sang Mama

Siska tidak memberi jawaban apapun. Wanita itu hanya diam, dia menurunkan pandangannya yang sejak tadi kosong untuk menatap Xabiru. Melihat Xabiru hanya membuat hati Siska makin hancur dan berantakan. Rasa bersalah memenuhi relung hatinya

Siska lalu mengecup lembut pucuk kepala Xabiru sambil mengencangkan pelukannya pada sang putra.

Siska sendiri tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan dari Xabiru. Di dalam ruang UGD itu, Saga tengah berjuang untuk bertahan hidup. Tim Dokter terbaik dirumah sakit ini, sedang berjuang untuk menyelamatkan lelaki itu

45 menit yang lalu, Saga dibawa kerumah sakit dalam keadaan kritis. Dimana darah pekat dan kental terus merembes keluar dari kepalanya.

Saga bisa dikatakan sekarat. Dave, terapis pribadi Saga itu bahkan telah dinyatakan tewas akibat pecahnya pembuluh darah dalam otak lelaki itu. Dave tidak tertolong, dan kepergian Dave adalah salah satu pukulan terbesar untuk Siska.

Kakek Ulung? Pria tua itu pingsan sama seperti Vanessa. Dan saat ini, Kakek Ulung harus menerima sedikit pengobatan dari Dokter pribadinya di mansion. Meskipun selama ini selalu bersikap keras pada Saga. Namun pria tua itu juga terguncang begitu ia melihat Saga yang harus kembali celaka

"Kenapa lama sekali? Apa saja yang dilakukan para Dokter itu?!"

Rita sudah sangat lelah menunggu dalam ketidakpastian ini. Dia sudah tidak sabar melihat Dokter Zayn keluar dari dalam ruang UGD lalu mengatakan padanya bahwa Saga baik-baik saja.

Siska tidak berkomentar apapun. Wanita itu hanya terus diam, bibirnya komat-kamit merapalkan doa untuk keselamatan Saga.

Suara langkah kaki yang terdengar tegas kian mendekat. Pemilik dari langkah itu adalah Tristan Herlambang. Tristan datang kemari untuk mendukung Siska yang dia yakini pasti putri tercintanya itu sedang sangat terguncanh jiwanya

DESTINYWhere stories live. Discover now