Kediaman Keluarga Manggala.
''Saga..." Siska berusaha menarik kedua kaki jenjangnya mendekati brankar Saga
Wajah cantik Siska sudah basah oleh air matanya sendiri. Dada Siska terasa sangat sesak dan sakit yang teramat luar biasa
Wanita itu mendekati Saga dengan langkah kaki yang berseok. Siska membuka dan menutup kedua matanya, dia masih tidak bisa mencerna semua ini dengan mudah. Siska tidak bisa mempercayai penghlihatannya sendiri.
Di depannya kini, Saga yang selama ini dia anggap telah tiada, dia anggap telah pergi jauh meninggalkannya. Yang dia anggap sudah berbeda alam dan dimensi dengannya.
Lelaki itu, berada tepat didepannya. Tengah berbaring dan memandang ke arahnya.
"Eeeugghh..huhaahh.." Saga bisa mendengar suara Siska yang menyapanya tadi dan kini dia mulai penasaran pada wanita yang berdiri di depannya ini.
Tubuh Siska luruh begitu saja ke atas lantai, terduduk lemah tepat disisi brankar Saga.
Tatapan mata Siska terlihat sangat hampa dan kosong. Tatapan itu menyiratkan luka, rasa sakit dan kerinduan yang jadi satu.
Sedang tatapan Saga terkunci pada Siska, dia jelas bisa melihat keberadaan wanita itu.
"Eeuhhgghhh..." Saga menyapa Siska
Siska terenyuh mendengarnya, suara apa itu? Itu jelas bukanlah suara lantang dan tegas milik suaminya yang selama ini sangat dia rindukan. Siapa sosok yang berada di depannya ini? Siska sangat penasaran, dia sadar kalau ini memang suaminya. Tapi, Siska sangat ingin menolak kenyataan ini. Bukan dia ingin menolak kenyataan kalau Saga masih hidup. Tapi keadaan lelaki itu yang jelas sangat jauh berbeda dengan Saga yang dia kenal dan kenang selama ini.
Dengan kedua kaki yang terasa masih sangat lemah, Siska berusaha berdiri. Ia menggunkan sisi brankar sebagai pegangan. Wajah Siska memerah dan bengkak karena terlalu lama menangis
Ia menatap lekat sosok yang tengah berbaring di depannya. Wajah orang itu mungkin tidak lagi simetris, kedua matanya memang terkunci pada Siska. Bibirnya terkulai tajam ke sisi kiri dan tidak bisa tertutup sama sekali. Bahkan air liur mengalir keluar seperti air dari mulut orang itu.
"Hiksss...." Siska kembali meraung dan terisak
Kedua tangannya terulur ke depan, kulit tangan Siska mulai bersentuhan dengan kulit wajah Saga. Siska mengusap wajah itu dengan sangat lembut
Sentuhan itu, Siska bisa merasakan sentuhan hangat dari kulit Saga. Begitupun Saga, dia mengingat jelas sentuhan tangan dari Sofia yang sangat dia rindukan.
Perlahan tanpa diperintah, air mata Saga mengalir turun membasahi pipi tirusnya.
"Hhhuuaahhee...ssshhooffhhiiah.." racau Saga diiringi isakan air matanya
Rintihan air mata Siska terdengar makin kencang begitu mendengarkan kalimat itu keluar dari dalam bibir Saga.
Siska menundukkan tubuhnya, membenamkan wajahnya pada dada Saga yang tak lagi kekar seperti dulu.
"Ya, suamiku. Ini aku, Sofia Esmerelda. Istrimu, ibu dari kedua anakmu. Aku disini. Maafkan aku.." Siska tergugu dalam dekapan dada Saga
Wanita itu membiarkan air matanya keluar dan membasahi dada Saga. Saga? Lelaki itu jelas mendengar apa yang dikatakan oleh Siska.
Sofia? Istriku? Apa maksudnya ini? Batin Saga bergemuruh
"Hhheegghhahh.." Saga berusaha memberontak meminta penjelasan atas situasi ini
Siska menyadari itu. Ia perlahan menarik tubuhnya dari Saga. Siska menatap Saga dengan penuh rasa sakit di dadanya. Sungguh sakit, selama ini Siska mengira dan beranggapan kalau Saga telah tiada
YOU ARE READING
DESTINY
RandomTakdir memang tidak selalu seperti apa yang di inginkan oleh manusia. Seperti halnya dengan, Sofia Esmerelda Hutomo. Nama yang indah namun tidak seindah nasibnya. Sofia adalah anak yang terbuang di keluarganya sendiri. Takdir mempertemukannya dan me...