[19]

61 21 16
                                    

Pemuda dengan kepala diikat bandana itu bersiul-siul di hadapan kaca spion mobilnya. Dia merapikan poninya yang agak gondrong. Di tengah-tengah keseruan itu, tiba-tiba dalam kaca spion itu tampak pantulan wajah sesosok perempuan yang tidak asing. Dia segera menoleh.

"Nada!" Dia—Erick—memekik.

Nada langsung mendorong tubuh Erick sehingga dia tersungkur ke tanah yang ditumbuhi rumput hias itu. Di belakang Nada pula ada Danya. Dia tertawa melihat Erick yang terguling. Sementara Erick mengaduh.

"Sial!" Dia mengeluh. "Apa yang kaulakukan ini, hah? Kenapa kau tiba-tiba di halaman rumahku?"

"Kau tidak menutup gerbangnya," kata Nada. Dia mengarahkan kakinya ke perut Erick—seperti apa yang dilakukan Leslie kepadanya—tetapi dia tidak menekannya. "Katakan apa yang kausembunyikan atau isi perutmu akan keluar."

"Sial, apa-apaan hah?!" Erick tertawa—tidak mengerti. "Dan mengapa Ruth ada di sini? Pacaranlah di tempat lain."

"Kami bukan pacar." Danya menyahut.

"Oh begitu? Jadi, rumor itu bohong?" tanya Erick.

"Nada hanya membantuku supaya aku tidak dikejar-kejar para gadis," balas Danya.

Nada pura-pura tersenyum. Tetapi di hatinya, dia mengatakan, sialan, Danya, jangan katakan itu!.

"Aku mengerti." Erick mengembuskan napas panjang. Dia sendiri juga curiga ketika rumor bahwa Nada memiliki hubungan spesial dengan Danya. Keduanya sangat bertolak belakang. Dan Erick merasa bahwa orang seperti Danya pasti merupakan pemilih. Dia tidak akan memilih perempuan keras kepala dan banyak maunya seperti Nada. Dan jika Nada sendiri, menurut Erick dia benar-benar menyukai Danya. Jadi, dia berpura-pura dengan suka-rela memiliki hubungan spesial dengan Danya supaya Danya tidak diganggu. Tetapi nyatanya, Nada berharap bahwa kepura-puraan itu menjadi nyata. Memikirkan asumsi itu, Erick menjadi terkikik sendiri. Tetapi masalahnya sekarang, kenapa dua orang konyol ini tiba-tiba mengintimidasinya?

"Katakan!" Nada semakin menekan kakinya di perut Erick.

"Apa pertanyaannya, dasar gila? Aku harus menjawab apa jika aku tidak tahu pertanyaannya? Kau hanya bertanya rahasia-rahasia seperti orang dungu," kata Erick.

"Tentang Alexander Faulkner." Danya yang menjawab. Dia berjongkok di samping Erick yang masih terjatuh di atas rumput. "Seberapa jauh kau mengenalnya? Sangat jauh, bukan?"

"Aku sudah mengatakannya pada Nada," kata Erick. "Aku menyewa lantai-lantai di bangunan tua itu dari Alexander."

"Kurasa, hubunganmu dengan seseorang yang kausebut Alexander lebih dari itu," sahut Nada. "Kau sangat dekat dengannya, bukan?"

"Tidak," kata Erick—mengelak.

Nada semakin menekankan pijakan kakinya di perut Erick. Erick menjadi merasa sakit. Dia mengaduh lebih keras. Tetapi entah kenapa, dia tidak ingin melawan Nada dengan menggelandang kaki itu dan melemparkannya jauh-jauh.

"Kau berbohong. Kau pasti sangat mengenali Alexander Faulkner dan kekasihnya; Leslie Elizabeth Siadhail. Kau berbohong kepada Nada tempo hari karena kau tidak ingin hubungan kalian diketahui. Dan jika begitu, maka artinya itu adalah hubungan yang buruk. Katakan padaku, Erick. Apa hubunganmu dengan Alexander itu?"

Erick mengembuskan napas panjang. "Aku pasti akan dipenjara."

"Tidak akan." Danya meyakinkan.

"Jadi, menurutmu hubunganmu dengan Alexander merupakan hal yang dapat menyeretmu ke ranah hukum?"

Erick mengangguk. "Bagaimana aku bisa menjelaskannya kepada putri seorang kepala kepolisian?"

"Tenang saja. Nada akan melindungimu. Kau tidak akan dipenjara—kecuali kau membunuh dan memperkosa." Danya tertawa.

The KillerWhere stories live. Discover now