[1]

332 43 11
                                    

°°°

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini mengandung adegan kekerasan yang gila, mengandung adegan dewasa yang gila, hal-hal yang menjijikkan dan tidak rasional serta tidak manusiawi (mungkin). Diharapkan bijak dalam membaca.

Dan yang ingin tetap lanjut membaca, semoga kalian diberi kesabaran seluas samudra.

°°°

°°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°°

Kasus pembunuhan.

Seorang dokter ditemukan tewas di ruang depan rumahnya. Orang yang pertama-kali menemukannya adalah seorang pekerja yang datang di pagi hari. Dia menemukan majikannya itu dalam kondisi yang mengerikan serta mengenaskan.

Kulitnya lecet-lecet tersayat benda semacam cutter dengan darah yang hampir mengering. Kepalanya bocor dihantam sesuatu, atau mungkin tengkoraknya retak. Perutnya terkoyak sampai usus-usus berceceran di sekitar tubuh itu—mendatangkan bau busuk dan lalat yang menghinggap. Dan yang paling mengerikan; paha serta alat kelamin korban rusak, seolah dihantam bertubi-tubi oleh benda tajam. Selain itu, kedua tangan korban diikat dengan kawat besi yang berduri sehingga pergelangan tangan itu lecet-lecet dan terkoyak pula.

Para penyidik ternganga sejenak ketika melihat kondisi mayat itu. Termasuk Kepala Kepolisian Kota, Ramon Hayes dan anak buah setianya, Arman Zaphyr. Mereka tidak pernah melihat hal se-sadis ini sepanjang karir mereka.

Setelah beberapa saat mengamati mayat itu, Tuan Ramon menyadari satu hal; tentang luka di kepala. Kemungkinan, luka itulah yang membuat kesadaran korban menghilang, entah pingsan atau langsung mati. Tuan Ramon belum bisa menyimpulkannya secara pasti sebelum ada hasil autopsi. Dia pun beralih ke tempat lain, berusaha mencari bukti yang ada di TKP. Sementara itu, Arman kini berhadapan sendirian dengan mayat yang mengerikan itu.

Polisi muda itu berjongkok. Dia menelaah mayat di hadapannya. Dia juga berfikir tentang luka di kepala—sama seperti Tuan Ramon. Dan selain itu, dia mengamati paha korban yang hampir hancur.

"Dia menyerang area kelamin korban. Ini seperti... dia memiliki masalah seksual dengan korban." Arman menggerutu sendiri.

Di lain sisi, seorang gadis dengan seragam sekolah menengah atas berlari menerobos TKP. Tidak ada satu pun anggota tim yang mengehentikannya karena mereka tahu bahwa gadis berambut sebahu itu adalah Dirnada Atlicia Hayes. Dia adalah putri dari Tuan Ramon. Menyusup ke TKP merupakan hobinya—walau sudah dilarang oleh ayahnya. Tetapi, dia selalu nekat dan apabila ada anggota yang menyuruhnya enyah, maka dia akan mengamuk. Jadi, selama dia tidak menghambat proses penyelidikan, maka dia dibiarkan di sana.

Gadis yang akrab disapa Nada itu ikut mendekati mayat. Dia berjongkok di samping Arman yang tengah termangu menimbang-nimbang apa yang terjadi pada mayat itu. Sementara itu, Nada mengeluarkan ponselnya. Dia memotret beberapa bagian dari mayat itu.

The KillerWhere stories live. Discover now