47🐣

323 22 1
                                    

Pergantian tahun pun tiba waktunya anak Stracks untuk ikut memeriahkan pergantian tahun ini dengan menyalakan kembang api.

Di halaman belakang markas Stracks, yang sekarang dijadikan tempat untuk berkumpul, mulai terdengar heboh ketika detik-detik pergantian tahun baru yang akan berganti beberapa detik lagi.

"Lima, empat, tiga, dua, satu!"

Berhitung mundur dengan kompak, pada hitungan ke satu petasan yang dipegang Kenneth dan Arsen pun akhirnya meluncur, meledak indah di langit malam yang indah itu.

Tak kalah Hendery dan Elvano pun meledakan party popper dengan begitu bersemangat.

Sementara trio RST sibuk memanggang.

Di sana hanya Vea dan Zeline saja lah yang santai menatap pancaran langit yang indah dengan bertepuk tangan heboh, keduanya begitu menikmati momen itu.

"Woy, kornet nya gosong itu anjirrrr!"

Rega berteriak heboh pada Safiq yang bertugas memanggang per seafood-an, yang malah ceroboh. Safiq di sana ikut bertepuk-tepuk tangan meriah menyaksikan kembang api meledak indah di langit, sampai tak sadar jika ia tengah memanggang.

"OH IYA LUPA!" Ia praktis heboh kala menyadarinya.

"Udah kagak ada rupanya lagi anj itu mah." Tegar yang memanggang jagung di sana ikut menyambar.

Beres bermain party popper, Elvano melirik Zeline di sebelahnya yang terlihat begitu bergembira, lantas ia semakin melebarkan senyumannya.

Berjalan mendekat ke arah trio RST, Elvano meminta jagung kepada Tegar.

Masih tersenyum lebar, tangannya pun terulur untuk memberikan jagung itu kepada Zeline.

Zeline yang tadinya sibuk menatap langit pun teralihkan. "Makasih." Ia tersenyum, lalu mengambil jagung bakar tersebut.

Hendery yang merupakan orang yang sadar akan kelakuan Elvano, praktis mendekat dan berceletuk. "Pepet terus, Gan."

Elvano pun menoleh kala telinganya dibisiki. "Nanti aja, belum waktunya." Sambil menahan malu. Ia tersipu malu.

Hendery spontan mendesah mendengar Elvano yang kini mulai jujur dan terbuka terhadap perasaannya itu.

"Jangan dinanti-nanti, udah pepet aja. Tahun baru dapet pacar."

Praktis membuat Elvano tertawa pelan. Bicara apa Hendery ini. Namun, begitu lagi-lagi ia merasa tersipu malu.

****

Lagi dan Lagi Hendery memergoki elvano memandangi Zeline sepupunya dengan tatapan teduh dan dalam. Kala itu Hendery menghela dan mengusap wajahnya.

Pasalnya ini sudah masuk semester baru, tetapi temannya satu itu belum juga mengungkapkan perasaannya itu kepada Zeline.

Tepatnya di lapangan basket, di bangku para penonton. Hendery berseru kepada Elvano yang terus memperhatikan Zeline yang sedang bermain basket bersama trio RST.

"Sampai sekarang lo masih belum ungkapin juga?"

Praktis membuat Elvano menoleh, dan melebarkan matanya. "Ungkapin?"

"Iya, perasaan lo."

Elvano tampak linglung, ia gugup, tangannya pun lantas memegang lehernya.

"Lo masih belum ungkapin perasaan lo itu ke Zeline?"

"Lo ga ada nyali, apa emang lo bingung karena dia sepupu lo?"

Menggaruk telinga, Elvano terlihat terbata-bata. "Hmm ... mungkin dua-duanya bisa jadi?"

My Dear Cousin (End!) Where stories live. Discover now