59🐣

126 13 0
                                    

Mett malminggg


"Kamu kok gak bilang sih kalo mau ke Bandung??"

Saat kelas berakhir, di koridor menuju pulang Zeline bertanya kepada Elvano yang kini tengah menghela napas panjang.

"Ngedadak. Ada urusan ngedadak," imbuh cowok itu.

"Urusan apaan emangnya sampe ngedadak gitu?"

"Ada lah ...."

"Ish." Zeline mendecih, mengerucutkan bibir mendengar jawaban Elvano.

"Zeline nungguin kamu aja tadi pas mau berangkat ke sini. Eh, kamu ngechat, bakalan terlambat dateng kelas. Yaudah tadi Zeline terpaksa minta jemput Kak Rey buat ke kampus, untung aja Kak Rey kebetulan ada kelas juga hari ini."

Elvano bermonolog. "Pak Rey?"

Zeline mengangguk. "Heem. Gak enak banget Zeline."

"Kenapa gak bareng Flora atau Sasyil?" Cowok itu bertanya.

"Masa iya tumpuk tiga? Yang ada nanti ditilang."

"Lagian mereka juga lagi ga ada kelas hari ini," lanjutnya.

Elvano hanya bisa mendengar tanpa menjawab.

"Tapi gapapa, untung ada Kak Rey." Zeline tersenyum.

Kembali menghela, cowok itu tampak lesu berjalan menatap lurus ke depan.

Lalu di sana tak lama Zeline menotice Elvano yang sejak mulai kelas tadi cowok itu terlihat lemas.

"Ujan, kamu sakit ya?" Tanyanya kemudian.

Elvano melirik. "Enggak."

"Kok lemes banget? Kelihatan pucat lagi."

Cowok itu melenguh. "Ah, masa-"

"Tuh kannn, badan kamu hangat!" Memekik memotong ucapan, gadis itu menempelkan tangannya ke jidat Elvano. Kemudian ia membandingkan dengan suhu tubuh dirinya sendiri. Normal. Tubuhnya normal.

Badan Elvano terasa panas, cowok itu sedang demam.

"Ini kamu kecapean ini pulang pergi Bandung Jakarta dalam satu waktu. Jadi demam kamu ini, Ujan."

Gadis itu tampak khawatir, namun terdengar seperti mengomel.

Elvano hanya tertawa kecil melihat reaksi sepupunya ini. "Gue baik-baik aja kok."

Zeline menggeleng. "Ayo ke Dokter!" Sambil menarik lengannya.

"Ga usah, ga seburuk itu kok."

Jalannya terhenti, gadis itu melirik tajam. "Mau nunggu buruk dulu?"

"Ya ngga, tapi ini gue ga kenapa-napa kok, paling ditidurin juga langsung sembuh. "

"Ngga, ini harus langsung diobati. Ayo setidaknya kita pergi ke UKS kampus dulu, siapa tahu mereka punya obat-obatan yang kita butuhkan. "

******

Tidak jadi pergi ke dokter, Elvano bersikeras memohon kepada Zeline agar tidak membawanya ke rumah sakit. Cowok itu keukeuh dengan pendiriannya untuk mengistirahatkan diri di kamar dengan tidur.

Cowok itu melenguh di atas ranjang, matanya perlahan terbuka. Ia terbangun dari tidur.

Zeline yang baru saja memasuki kamarnya dengan membawakan sebuah nampan, tampaknya terkejut kala melihat Elvano yang mulai berdiri dari ranjangnya. Dengan segera saja gadis itu mendekat, dan menahan sepupunya tersebut.

"Jangan dulu kemana-mana, Ujan! Kamu harus istirahat, kamu jangan bandel!" Gadis itu mengomel dengan nada yang sangat tinggi, membuat kedua alis Elvano pun bertaut heran, ia sedikit tersentak.

My Dear Cousin (End!) Where stories live. Discover now