52🐣

206 16 0
                                    

Di sebuah lorong, tepatnya di bangku universitas, empat orang remaja berbeda karakter itu tengah duduk menunggu sesuatu dengan tenang.

Namun, tak lama suasana itu pun mulai gaduh, ketika Flora mendapati seseorang yang tengah berjalan ke arah mereka.

Menenggor dan mencolek pundak Zeline, gadis itu berseru di telinganya. "Zel, Pak Rey, Zell. Ada Pak Rey, omaygatt."

Zeline praktis menoleh ke arah pandangan yang Flora lihat saat ini.

Benar, terlihat manusia bernama Rey itu berjalan ke arah mereka, spontan ia tersenyum.

"Selamat siang, Pakk!"

Tepat di hadapan mereka, Flora menyapa Dosen tersebut dengan lembut dan sopan.

"Siang," balas Dosen Rey bersama senyumnya yang candu itu. "Wah, lagi pada ngapain nih di sini?"

"Lagi nunggu, kakak-kakak senior, Pak," jawab Sasyil.

"Oh, emangnya ada apa?"

"Ga ada apa-apa, Pak." Flora menjawab dengan senyumnya yang menggoda. "Tapi di sini kita lagi nunggu buat daftar masuk ke organisasi HMJ, Pak."

Dosen Rey berseru. "Wah, aktif juga ya kalian."

"Zeline juga ikut daftar?" tanyanya kemudian.

Yang ditanya pun akhirnya menjawab. "Iya Kak Rey.

"Eh, iya Pak Rey," ralatnya.

Dosen itu ngangguk-ngangguk, kemudian tersenyum. "Udah diijinin sama Bunda?"

"Udah, Pak Rey. Hihi."

Dosen tersebut tersenyum lagi. "Yakin mau ikut daftar?

"Organisasi itu bakalan bikin kamu sibuk loh, yakin kamu gak akan kecapean karena itu?"

Wajar, jika Pak Rey bertanya seperti itu, karena ia memang tahu dengan fisik Zeline yang mudah kecapean.

"Yakin, Pak Rey. Zeline pasti bisa kok."

"Gak usah khawatir, Pak. Lagian kalo Zeline pingsan nanti pun saya orang pertama yang akan gendong dan ngurus dia." Sudah tidak kuasa lagi untuk menahan gejolak, akhirnya Elvano pun berceletuk.

Hal itu membuat dirinya mendapat senggolan dari Flora. "Asal aja lu kalo ngomong." dengkusnya kemudian memutar bola matanya malas.

Elvano melirik, dan balas memutar bola matanya. "Ck." Ia mendecak.

Pak Rey lagi-lagi hanya tersenyum. "Iya, jagain dia. Dia orangnya mudah kecapean."

"Gak Bapak suruh juga saya bakalan jagain dia bener-bener kok, bahkan merawatnya seperti anak sendiri." Lagi, Elvano berceletuk.

Dapat senggolan lagi dari Flora. Lalu Elvano pun akan meresponnya dengan memutar bola matanya malas.

Di sana Pak Rey tertawa ringan. "Yaudah, kalo begitu Saya permisi." Berujar pamit, Dosen tersebut pun akhirnya pergi dari hadapan mereka.

"Iya, Pak, hati-hati," ucap Flora.

Tak lama gadis satu itu pun memberi tatapan nyalang kepada pria yang di sebelahnya itu, kemudian dia menepak lengan Elvano tanpa ragu-ragu, membuat cowok tersebut pun mengaduh.

"Lo tuh apaan sih? Asal bicara aja sama dosen!" omelnya.

"Apaan sih? Terserah gue dong."

Flora sudah tak habis pikir. "Dapet nilai C baru tau rasa nanti lo!"

"Apa hubungannya sama tadi? Ini di luar kelas ya, gada hubungan."

"Lagian mau dikasih nilai c kek, D kek, sekalipun E kek. Gue gak peduli." Kemudian cowok itu pun melengos pergi dari hadapan mereka.

My Dear Cousin (End!) Where stories live. Discover now