54🐣

198 14 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Bagai memiliki kebanggaan tersendiri bagi dirinya pribadi, Elvano tersenyum puas ketika bercermin menampilkan dirinya yang mengenakan almet organisasi HMJ.

Rasanya senang saja, dirinya saat ini aktif organisasi di kuliahnya. Mengingat dirinya di sekolah lalu murid STO, alias murid tanpa organisasi, membuat dirinya semakin bangga.

Ehh, tidak jadi, Elvano tarik ucapannya barusan yang mengatakan bahwa ia murid STO, tahunya ia memiliki satu organisasi. Yaitu basket, wehehehe.

Tapi tetap saja sih rasanya ini sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan sebelumnya. Maksudnya ia mengikuti organisasi HMJ sekarang ini, ia merasa seperti anak pintar dan ambis. Begitu Maksudnya.

"Ujan, ayo."

Membuyarkan kesenangan dalam hati, tak lama Zeline berseru kepadanya. Mengajaknya untuk segera bergegas kembali ke perkumpulan.

Keduanya berlari, lalu mengambil duduk ke posisi masing-masing.

Karena perempuan dan laki-laki duduk secara terpisah, membuat Elvano hanya bisa memandang Zeline dari kejauhan saja.

Sambil mendengarkan ketua berbicara di depan, Elvano tak luput memandangi Zeline sambil tersenyum teduh.

Hal menarik lainnya, mendengar bahwa seminggu lagi mereka akan mengadakan sebuah festival di alun-alun kota. Praktis membuat Elvano kembali bersemangat.

Entahlah, sekarang-sekarang ini semangatnya untuk menjadi anak aktif dan ambis menjadi dua kali lipat lebih bersemangat.

Pertemuan tersebut pun selesai, empat sejoli itu keluar dari ruangan. Sasyil dan Flora izin berpisah karena ada tugas kelompok.

Berakhir lah  Zeline yang lagi-lagi, dan pastinya pulang berdua dengan Elvano.

Di perjalanan menuju rumah, mereka mengobrol random, membicarakan apa saja yang disekitaran mereka lewati.

Hingga akhirnya turun hujan menyerbu tubuh mereka dengan tak sabaran.

Elvano mendesah. "Yahh, hujan."

"Gimana nih, mau neduh dimana?" Ia bertanya karena di sepanjang jalan tidak menemukan tempat untuk berhenti.

"Gak papa, Ujan, lanjut aja."

"Aih, ini udah hujan besar."

"Gak apa-apa, Ujan. Udah lama juga Zeline gak hujan-hujanan."

Elvano terdiam sejenak, lalu tak lama ia ngangguk-ngangguk. Tak ada salahnya juga jika mendengarkan apa kata Zeline.  Ini kesempatan baik untuknya bersenang-senang berduaan.

"Okeeeee." Lelaki itu pun lantas berteriak semangat.

"Pegangan yang kenceng!"

Di belakang Zeline mengangguk, kemudian ia pun memeluk erat tubuh bongsor Elvano.

My Dear Cousin (End!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang