17🐣

789 35 1
                                    

Sejak beberapa menit yang lalu Elvano sudah bangun dari tidurnya, begitu bangun ia langsung memainkan ponselnya. Dan kini ia memutuskan untuk pergi ke lantai bawah.

Tangannya bertumpu agar membantunya untuk duduk. Dia bersandar terlebih dahulu di kepala ranjang. Namun, niatnya yang hendak pergi ke bawah itu terhenti ketika nada dering ponselnya berbunyi nyaring.

Elvano tersenyum kala melihat nama "Lilin" di sana. Sungguh, sejak Zeline memberi tahu bahwa dirinya akan pindah ke Bandung, Elvano menjadi tak karuan, ia semakin gereget dalam situasi ini. Entah mengapa dirinya ini jadi tidak bisa cukup bersabar lagi menanti kehadiran sepupunya itu.

Dalam kondisi mukanya yang masih terlihat muka bantal, secara percaya diri lelaki itu menekan tombol hijau dan sebelumnya ia memasang wajah tengilnya yang mendarah daging itu terlebih dahulu, agar kesannya tidak terlalu menanti panggilan dari sepupunya tersebut.

Sungguh, Elvano senang sekali dapat melihat wajah itu sekarang

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Sungguh, Elvano senang sekali dapat melihat wajah itu sekarang. Semenjak Zeline berkata akan pindah ke Bandung beberapa waktu lalu di panggilan vidio yang ke pertama kalinya, saat itu juga panggilan tersebut menjadi panggilan vidio terakhir mereka. Ya itu VC pertama dan terakhir.

Maka dari itu dalam hati, Elvano sangat senang sekali kali ini bisa dihubungi lagi oleh Zeline.

Dalam diam Elvano merasa gemas sendiri menatap wajah sepupunya itu. Sepertinya Zeline sama dengan dirinya yang baru bangun tidur. Terlihat jelas sekali wajah bantalnya itu.

Sangat lucu menurut Elvano.

"Ujann ...!" panggilnya. "Oh, baru bangun tidur juga ya?"

"Hihi, Zeline juga baru bangun tidur nih. Sengaja bangun tidur zeline langsung ngehubungi kamu."

"Kenapa?" Alis lelaki itu bertaut.

"Karena Zeline ada kabar hangat."

Alis Elvano semakin menukik kebingungan.

"Siang ini Zeline mulai berangkat ke sana! Kita bener-bener pindah ke Bandung!" Zeline sumringah.

Elvano tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ini, matanya benar-benar membulat lebar. "Serius lo?!"

"Heem." Zeline mengangguk antusias.

Mata Elvano menatap ke sekeliling, dahinya berkerut. Masalahnya dia belum menyiapkan apa-apa, ini terlalu mendadak.

Memang sih ... Zeline memberitahunya akan pindah, tapi dia tidak memberi tahu bahwa hari ini lah kepindahannya.

"Paling sore datengnya, ini aku lagi mau siap-siap. Nanti kalo mau berangkat aku kabarin lagi yaaa, see you, Ujan!"

Tut.

Panggilan tersebut sudah terputus, meninggalkan Elvano yang kini membekap mulutnya berpikir sesuatu.

My Dear Cousin (End!) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora