19🐣

655 28 0
                                    

"Ujannn ... mau ikut ...."

"Bilang dulu ke Bunda lo."

"Boleh, kalo keluarnya sama kamu itu Bunda bolehin."

"Tapi lo udah bilang?"

"Belum."

"Bilang dulu lahhh, nanti yang ada gue yang kesalahin kalo ada apa-apa."

"Tunggu dulu deh jangan tinggalin."

"Iya, buruan jangan lama-lama."

Malam ini adalah malam minggu waktunya Elvano pergi main dengan anak-anak Stracks. Namun, pergerakannya itu terhenti hanya karena Zeline yang membuntut, meminta ikut main kepadanya.

Alasannya seperti biasa, gak ada temen. Ditambah sekarang pakai embel-embel gabut.

Sejujurnya, Elvano enggan sekali mengajak anak itu. Selain dirinya yang ingin bebas main bersama anak-anak Stracks, dia juga tidak mau Zeline kembali akrab dengan Arsen, seperti waktu lalu.

Entahlah, dilihat dari sudut pandangnya keduanya itu tampak memiliki ketertarikan satu sama lain. Elvano tak suka melihatnya.

Bukan cemburu, hanya saja Elvano sedikit tak rela saja sepupunya dekat dengan yang lain.

"Tuh kannn, apa kata Zeline. Boleh kalo perginya sama kamu!" Gadis itu berseru saat sudah kembali tepat di depan mata Elvano.

"Yaudah ayo," jawab Elvano misuh-misuh.

Sebelum naik ke sepeda motornya, Elvano menukik tajam alisnya sambil menatap Zeline lamat-lamat. Kemudian cowok itu berbalik, dan menepuk-nepuk punggung.

"Ayo naik," titahnya.

Zeline melongo. "Kita pergi mainnya gak naik motor? Tapi Zeline naik digendongan Ujan gitu?"

Elvano mendecak. "Banyak tanya. Udah cepet naik."

Karena tidak mau kena semprot Elvano terus, Zeline pun menurut, dan lantas naik ke punggung cowok itu.

Dirasa Zeline sudah naik ke punggungnya, Elvano sedikit mengangkat tubuh dan mulai bergerak menaiki motor dengan posisinya yang menggendong Zeline.

Cara ini cukup baik untuk tanpa mengulur waktu.

"Pegangan yang kenceng, gue mau ngebut."

"Hah, apa kamu mau ngebut?! JANGAN—"

Belum tuntas Zeline berprotes, Elvano sudah benar-benar menginjak pedal gas motornya dengan kecepatan tinggi.

*******

"Weh, tumben lo El baru ke sini."

"Anjir bawa anggota baru yaa."

Zeline celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.

"Elu, Neng, Eluu! Malah nengok kanan nengok kiri!"

"Zeline?" bingungnya. "Anggota apa?" tanyanya.

"Anggota marawis!" celetuk Tegar.

Gadis itu mendesah. "Ih ga mau ah."

"Iya, tenang aja kok ... kamu di sini bukan anggota, tapi kamu ratu di sini." Hendery mulai mode buhaya. Cowok itu mendekat sambil membawa minuman di tangannya.

"Mau?" tawar Hendery kemudian. Zeline geleng-geleng kepala.

Elvano mengepak tangan, mendorong pelan minuman yang Hendery bawa. "Jangan asal kasih dia makanan atau minuman. Lo yakin itu ga ada alkoholnya?"

Hendery mengernyit. "Ya kagak ada lah anjrit, ini minuman biasa. Ini pocari yang gue tuangin ke gelas."

Elvano mangut-mangut, sambil ngangguk-ngangguk. Dia hanya berhati-hati saja sih ... sebab dia tahu bahwa temannya satu itu pecandu alkohol. Jadi harus berhati-hati jika sedang mengasuh Zeline. Nanti yang ada gawat lagi.

My Dear Cousin (End!) Where stories live. Discover now