Boss and Secretary - 73

874 94 4
                                    


"Bukannya aku ingin tahu tapi ada hubungan apa antara kamu dan Jasmine?" Nilaa menatap Julian dengan mata menyipit sinis.

Dia yakin Julian mungkin menaruh perhatian pada Jasmine yang—tidak bisa Nilaa hindari memiliki kecantikan yang sama seperti ibunya—Sarah hingga membuat ayahnya gamang dan menikahi Sarah.

"Jangan menatapku seperti itu karena kamu dan Julian tidak benar-benar tidur."

"Julian bilang begitu?"

"Kamu dibodohi Julian kalau kamu percaya begitu saja pada ucapannya."

"Elena bukan hanya melihatku telanjang. Dia juga melihat kami bercinta, Nilaa. Jangan terlalu naif. Julian itu serigala. Kamu mudah ditipu oleh pria."

Nilaa teringat perkataan Katty kalau Julian itu serigala. Nilaa tentu saja ingin tahu maksud dari Julian yang memberi Jasmine pekerjaan selain karena Jasmine harus membiayai hidupnya. Gerak-gerik Julian agak mencurigakan. Dia benci kecurigaannya ini. Dia benci karena dia sudah jatuh dalam pelukan pria ini.

Bukannya menjawab Julian tersenyum pada Nilaa. "Kamu ingin tahu, Nilaa."

"Aku kakak tirinya aku berhak tahu. Apa kamu sedang menjalin hubungan dengan Jasmine?" pertanyaan yang meluncur dari kedua daun bibir Nilaa tidak terbendung lagi dan dia melontarkan pertanyaan yang menuai tawa kecil Julian.

"Huh! Aku tahu kamu cemburu."

Nilaa memutar bola matanya jengah. "Aku tidak cemburu." Nilaa menegaskan.

"Ya, kamu cemburu."

"Tidak."

"Aku tidak bisa memberitahu rahasia antara aku dan Jasmine."

Nilaa menatap kecewa Julian. "Ya, oke. Aku bisa mengerti. Ada ranah pivate yang tidak boleh aku ketahui."

Nilaa berdiri dan meninggalkan meja Julian. Dia mendekati mejanya dengan tatapan tidak percaya kalau Julian dan Jasmine menyimpan rahasia.

"Well, untuk sementara tugas Arthur diganti Pak Andrew. Dia dan Elena sepertinya akan lama di luar negeri."

Nilaa mengabaikan perkataan Julian. Dia tidak peduli lagi mengenai Arthur dan Elena. Itu bukan urusannya lagi.

***

Beberapa minggu kemudian...

Thom—HRD Divisi Pemasaran dipecat bersamaan dengan Katty dan Amanda karena terbukti membuat laporan keuangan palsu. Mereka memindahkan uang perusahaan ke rekening mereka sendiri. Uang yang digunakan dipakai untuk operasi plastik Katty dan Amanda. Membeli apartemen mewah dan lain-lainnya.

Andrew—pria empat puluhan tahun kepercayaan keluarga Reckleen menemukan kejanggalan setelah dipercaya sebagai dewan pengawas dan auditor. Andrew punya pengalaman lebih banyak dibandingkan Arthur sehingga dia lebih jeli dan lebih tahu mengenai manipulasi laporan keuangan.

Julian menginterogasi Thom, Katty dan Amanda. Nilaa bisa melihat mereka ketakutan, tapi tidak untuk Katty yang tampak santai seolah mengetahui kartu As Julian. Dia sama sekali tidak terlihat ketakutan.

"Aku muak sekali melihat wajah Katty." Seru Suzanne kesal bukan main pada Katty.

"Aku juga. Kalau aku boleh menamparnya aku ingin menampar wajah Katty." Debora yang lebih sabar sama muaknya dengan Suzanne.

"Kalian sejak kapan ada di sini?" Tanya Nilaa cukup terkejut melihat kedua temannya ada di ruangannya.

"Sejak..." Suzanne melirik Debora.

"Kami menyusup saat tahu Katty dan Amanda akan diinterogasi Julian." Debora tersenyum manis.

"Kalian melanggar peraturan perusahaan mengenai penyusupan." Kata Nilaa menatap kedua temannya secara bergantian.

Saat Thom, Katty dan Amanda keluar dari ruangan, Nilaa, Suzanne dan Debora mendekati Julian.

"Mereka dikeluarkan?" Tanya Suzanne tidak sabar menatap dengan mata melebar ke arah Julian.

Julian menatap Nilaa, Suzanne dan Debora. "Ya."

"Terus Pak Julian akan menuntutnya bukan?" Kali ini Debora yang bertanya.

"Tidak."

"Kenapa?" Suzanne bertanya dengan nada tinggi.

"Mereka akan mengganti rugi kerugian perusahaan. Apartemen milik mereka akan dijual dan hasil penjualan akan masuk otomatis ke keuangan perusa—"

"Sisa uang lainnya?" Kali ini Nilaa tidak sabar bertanya.

Julian menatap Nilaa. Mata itu tampak dingin. Ini adalah kesempatan Nilaa balas dendam pada Katty yang mempermalukannya. Dan Nilaa ingin ikut campur masalah perusahaan ini.

"Mereka ganti."

"Dari mana mereka dapat uang?" Suzanne menatap Julian dengan tatapan menuntut.

"Itu urusan mereka."

"Kamu tidak membantu Katty kan?" Nilaa bertanya dengan tatapan mata tajam.

"Untuk apa aku membantunya?"

"Karena dia itu mainanmu!" Suzanne menunjuk Julian. Tepat di depan hidung Julian. Oke, di luar batas sekarang karena dia berlaku tidak sopan pada atasannya sendiri.

"Ups! Maaf, Pak. Khilaf."

***

BAB 74 & 75 udah duluan update di Karyakarsa ya gaes ^^

BAB 74 & 75 udah duluan update di Karyakarsa ya gaes ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now