Boss and Secretary - 65

825 97 2
                                    

Nilaa melihat Julian duduk di sofa. Dia memejamkan mata dan memijit batang hidungnya seolah lelah dengan semua yang akhir-akhir ini terjadi padanya. Nenek mungkin bukan hanya menampar Julian tapi juga mencoret nama Julian sebagai salah satu ahli warisnya karena perbuatan tak terpuji yang dilakukannya dengan Elena.

            Itu bukan kemauan Julian. Julian sudah berusaha mendorong Elena dan dia harus berdusta pada Elena kalau dia masih mencinta Elena hanya agar wanita itu segera pergi dari kamarnya.

            "Kamu baru pulang?" Tanya Julian membuka matanya sedikit.

            "Seperti yang kamu lihat."

            "Duduklah. Aku perlu bicara denganmu."

            Nilaa mengembuskan napas sebelum duduk di sofa. Julian duduk tegak menatap Nilaa yang tampak malas padanya. Julian sedang memikirkan kontrak pernikahan yang belum direvisi, soal anak dan soal Elena. Belum lagi soal pekerjaan yang makin hari menguras otak dan tenaganya.

            "Aku tahu kamu masih mencintai Elena. Tidak masalah bagiku kalau kamu dan dia tetap berhubungan asal nenek tidak tahu. Aku tidak mau kamu menyakiti nenek lagi dengan pernikahan kita dan..." Nilaa tidak sanggup meneruskan kalimatnya.

            "Kamu senang melihat aku dan Elena seperti itu?" Julian bertanya dengan tatapan mata serius. "Kamu sama sekali tidak bertanya apakah apa yang kamu lihat itu benar atau tidak."

            "Tidak ada alasan lagi. Aku dan nenek sudah melihatnya dengan jelas. Sangat jelas, Julian. So, please, katakan saja kalau kamu tetap ingin bersama Elena. Atau kita akhiri saja kontrak pernikahan kita."

            "Aku benci kamu, Nilaa. Aku sangat membencimu." Julian berkata dengan menekankan pada setiap katanya.

            Nilaa merasa sesak mendengar pria yang mulai diinginkannya itu mengatakan hal yang tidak ingin lagi didengarnya.

            "Apa kamu tidak pernah menyadari kalau aku sangat menginginkanmu?!" Julian berkata dengan nada emosi. Dia menatap Nilaa dengan tatapan kesal, benci sekaligus cinta. Dan pada akhirnya dia mengatakan hal yang tidak pernah ingin dikatakannya.

            Nilaa membasahi bibirnya yang mendadak kering.

            "Ini bukan hanya soal tubuhmu. Ini soal perasaanku padamu, Nilaa."

            Hening.

            Jeda.

            Mata mereka masih saling menatap, tapi bibir mereka keluh. Nilaa tidak tahu haru mengatakan apa dan berkomentar bagaimana.

            "Lalu untuk apa kamu mengundang Elena di kamarmu dan menelanjanginya?" Nilaa benci saat bayangan adegan Julian dan Elena itu muncul.

            "Apa mungkin aku mengundang Elena ke kamarku di hari pernikahan Elena dan pamanku sendiri?"

            Nilaa menelan ludah.

            "Aku sudah berusaha menyuruhnya pergi tapi dia tidak mau. Aku baru selesai mandi saat itu, Nilaa. Aku sungguh..."

            "Kenapa kamu tidak bilang pada saat itu pada nenek?"

            "Kalau aku bilang yang sebenarnya pada nenek, apa nenek tidak semakin kecewa dengan menantunya yang ternyata tidak mencintai Arthur dan memilih bercinta denganku dibandingkan Arthur di malam mereka sebagai pengantin baru?"

            Nilaa mengangkat kedua tangannya seolah dia tidak menyerah pada kejujuran Julian. "Aku tidak mudah percaya pada pria seperti kamu, Julian."

            "Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya padaku, Nilaa?"

            "Tidak boleh ada perasaan apa pun di kontrak pernikahan kita."

            "Sial! Persetan dengan kontrak itu!"

            "Aku sangat menginginkanmu dan aku tidak bisa menahan perasaanku lebih lama lagi." Julian tampak menyerah dengan perasaannya yang semakin hari semakin membesar tak terbendung pada Nilaa. "Katakan aku harus bagaimana sampai kamu percaya padaku, Nilaa?!"

            Julian menatap Nilaa intens. Ada kejujuran di mata itu tapi Nilaa enggan mengakui kejujuran Julian.

            "Aku tidak tahu. Aku hanya tidak percaya padamu, Julian."

            Bel apartemen mereka berbunyi memecah tatapan mata Julian pada Nilaa.

            Nilaa membuka pintu apartemen dan melihat Arthur datang bersama Elena. Dua orang yang saat ini paling ingin dihindarinya.

***

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now