Boss and Secretary - 56

966 85 0
                                    

Nilaa melihat Julian tidak mengenakan apa pun. Pria itu telanjang bulat di hadapannya. Nilaa merasa takut karena mata Julian memancarkan cahaya merah seolah iblis bersemayam di sana dan Nilaa menjadi tumbal.

"Julian..."

Pria itu maju mendekati Nilaa. Nilaa mundur hingga tubuh bagian belakangnya menabrak dinding dan dia tidak bisa mundur lagi.

"Kamu mau apa?" Dia mulai gemetar.

Pria di depannya itu jelas bukan Julian tapi menggunakan raga Julian. Pria itu berhenti setelah jarak antara dirinya dan Nilaa begitu dekat.

"Julian?"

"Aku mau kamu." Kata itu terucap dengan nada formal yang terdengar aneh di telinga Nilaa.

"Maksudmu?" Yang Nilaa rasakan hanya ketakutan. Dia gemetar.

Pria itu mencium bibir Nilaa. Lembut dan memikat. Ketakutan Nilaa lenyap berubah menjadi gairah yang tak terelakan. Sebelah tangan Julian merobak gaun Nilaa dan sebelah tangannya lagi meraba kasar punggung Nilaa.

Ciuman itu lembut, memikat dan mematikan karena Nila tahu dia tidak ingin melepas ciuman Julian. Entah siapa pria ini tapi Nilaa meyakini dia bukan Julian. Dia hanya bisa terdiam membiarkan pria itu menguasai tubuhnya dengan kedua tangannya yang bebas bergerak di membelai bagian dada Nilaa hingga bagian sensitifnya.

Nilaa membuka mata dengan terkejut saat menyadari mata yang menyala merah itu memiliki taring layaknya vampir.

"Hah!" Napasnya memburu. Nilaa terbangun dari mimpi buruk seorang iblis yang bersemayan di tubuh Julian.

"Mimpi?" Dia melirik ke segala sudut ruangan kamar takut kalau Julian tiba-tiba muncul dengan mata menyala merah dan gigi bertaring.

Dia merasa haus. Sangat haus. Nilaa mengambil ponsel di sebelahnya dan menaap layar. Pukul 7 pagi. Nilaa pergi ke dapur untuk membuat kopi dan bersiap pergi ke kantor. Saat membuka pintu kamarnya dia terkejut melihat Julian berada di depan pintu kamar.

"Mau apa kamu?" Tanyanya waswas. Nilaa masih tidak bisa melenyapkan ketakutannya melihat Julian bertaring di mimpinya.

"Soal pertengkaran kita semalam..."

"Sudahlah, tidak usah dibahas." Selanya memotong pembicaraan Julian.

"Seharusnya semalam kita bercinta saja."

"Hah?"

"Aku kesal denganmu, Nilaa."

"Aku tidak mau."

"Ya, aku tahu. Aku juga tidak mau. Kamu pikir aku mau bercinta dengan sekretaris bodoh yang tidak pernah loyal pada atasannya."

"Sialan! Kamu ke sini hanya untuk mengumpatku?"

Julian mendesis kesal lalu meninggalkan Nilaa dengan tanda tanya.

"Aneh." Ujarnya melihat bosnya yang uring-uringan itu.

***

Saat jam makan siang, Nilaa bertanya pada Flynn yang bisa hadir di pesta ulang tahun nenek Julian. Tapi, Flynn tidak menjawab dan selalu mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Flynn..." Tuntut Nilaa.

"Well, aku memang mengenal beliau. Dia orang yang baik hati dan tidak sombong." Flynn melahap daging sapi yang disisakan dari humbergernya.

"Kenal dari mana?" Suzanne bertanya sembari melahap kentang saus pedas.

"Nenekku mengenal nenek Julian. Pertemanan masa muda dulu."

"Oh ya?" Nilaa menatap curiga Flynn.

"Ya." Flynn memilih pindah ke meja lain di meja Corlita dan teman-temannya.

"Anak itu, huft!" Suzanne menyemburkan kentang saus pedasnya ke rumput.

"Masih cemburu?" Tanya Debora menenggak soda warna hitam.

"Entahlah." Wajah Suzanne tampak malas. Dia menyenderkan punggungnya di tubuh sofa.

"Aku bilang katakan saja pada Flynn soal perasaanmu itu." Kata Debora lagi.

"Malu." Sembur Suzanne.

"Aku curiga pada Flynn." Nilaa menatap Flynn yang duduk bersama Corlita.

Debora dan Suzanne menatap Flynn secara bersamaan.

"Bukankah dia sudah bilang kalau neneknya mengenal nenek Julian." Suzanne menyipitkan mata.

"Tidak ada nenek Flynn di sana. Yang ada hanya dia dan Corlita."

"Lalu kalau bukan karena nenek Flynn, dia ada di sana karena apa?" Wajah Debora dipenuhi tanda tanya. "Apakah aku harus menganalisis hubungan Flynn dan nenek Julian?" Wajahnya tampak bersiap memberikan analisa tanpa bukti yang kuat.

"Maksudmu Flynn punya hubungan terlarang dengan nenek Julian?" Tanya Suzanne polos.

Debora menoyor kepala Suzanne. "Bukan, bodoh. Ini hubungan yang lain. Mungkin saja Flynn keluarga Reckleen yang dibuang."

"Hahaha!" Suzanne tertawa hambar. "Aku tahu kamu tidak akan bisa jadi detektif, Debora. Terlalu ngaco kalau Flynn adalah keluarga Reckleen. Atau mungkin Flynn saudara jauh-jauuuuuh sekali."

"Mungkin kita butuh bukti-bukti untuk tahu siapa Flynn sebenarnya." Nilaa menatap kedua sahabatnya secara bergantian.

"Kamu tahu saat kita di restoran Perancis Flynn tidak menyapa Julian. Itu aneh. Seorang pegawai seperti dia tidak menyapa Julian—bos kita." Suzanne berkata dengan mata memelotot hingga Nilaa takut kalau-kalau bola matanya keluar.

"Ya, kamu benar. Suzann." Debora setuju pada Suzanne.

"Hai, Nilaa."

Secara serentak ketiga wanita itu mendongak untuk melihat wajah seorang pria yang menyapa Nilaa.

"Pria beristri ini lagi!" Oceh Suzanne.

***

Chapter 57, 58 dan 59 udah update duluan di Karyakarsa ya. Spoiler bab 57,58,59.

BAB 60 (Adult Romance 21+) sudah update di Karyakarsa ya ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAB 60 (Adult Romance 21+) sudah update di Karyakarsa ya ^^

BAB 60 (Adult Romance 21+) sudah update di Karyakarsa ya ^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now