Boss and Secretary - 17

1.6K 142 213
                                    

Arthur menemui Elena di rumah mewah wanita itu setelah bertemu dengan Nilaa di rumahnya. Dan setelah memberikan harapan yang mungkin membuat Nilaa berpikir kalau Arthur menyukainya.

Elena. Dengan kekayaan yang dimiliki, Elena bisa memiliki segalanya kecuali kehidupan yang tenang. Dari kecil semua orang menaruh hormat padanya. Mengangguminya dan menyayanginya. Sampai suatu hari ayahnya memilih pergi dari ibu dan dirinya. Dia memilih wanita lain yang tidak lain adalah pengasuh Elena—Carmel. Carmel masih berusia 17 tahun saat mengasuh Elena. Elena tahu kalau setiap ibunya pergi untuk urusan bisnis, ayahnya akan bersama Carmel meninggalkan Elena dengan mainannya.

            Kehilangan ayah yang sangat dicintai Elena membuatnya selalu takut untuk kehilangan seseorang lagi. Sejak ayahnya memilih hidup bersama Carmel, Ibu Elena memilih untuk tetap sendiri. Membesarkan Elena dengan kemewahan namun tak memiliki waktu banyak untuk Elena kecil sehingga jarak antara ibu dan putrinya itu menjadikan mereka seolah dua orang asing.

            Ibu Elena terlahir dari keluarga kaya raya sedangkan ayah Elena hanya bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan finansial. Merasa tersaingin dengan apa yang dimiliki Ibu Elena, ayahnya memilih bersama Carmel. Dia merasa nyaman dengan gadis yang berada di bawahnya dibandingkan wanita maju seperti ibu Elena.

            "Kamu mengenal Nilaa?" tanya Elena yang raut wajahnya selalu tampak kesal setelah adegan mesum Julian dan sekretarisnya.

            "Ya." jawab Arthur hati-hati.

            "Aku ingin dia dipecat dengan tidak hormat." Elena menatap Arthur dengan tatapan perintah.

            Arthur menggeleng. "Dia bekerja untukku juga. Aku tidak ingin dia dipecat."

            Elena melirik tajam Arthur. "Dengan terang-terangan dia berciuman dengan Julian, Arthur. Aku melihat mereka dengan mataku sendiri."

            "Bukankah kamu bahkan pernah melihat Katty berada di atas ranjang Julian tanpa mengenakan apa pun? Kenapa harus sekesal ini pada Nilaa yang dengan sengaja hanya dijadikan alat Julian? Nilaa tidak mencium Julian tapi Julianlah yang menarik Nilaa hingga akhirnya Nilaa jatuh di pangkuan Julian."

            Pikiran Elena seolah lari dari fakta. Dia hanya mempercayai asumsinya saja, mengabaikan semua fakta kalau Julian sudah tidak menginginkannya lagi. Dia masih mempercayai pikirannya kalau Julian hanya cemburu pada Arthur. Kalau Julian sejujurnya masih menginginkannya. Masih mencintainya dan masih merindukan tubuh moleknya.

            "Ya, kamu benar. Kenapa aku harus sekesal ini pada Nilaa hingga menginginkannya dipecat dari kantor sedangkan Katty yang jelas-jelas pernah tidur dengan Julian... aku hanya bersikap biasa saja." Elena tampak seperti seorang peragu.

            "Elena..." Arthur mendekati Elena.

            Mata mereka saling bertatapan beberapa saat.

            Arthur membelai lembut sebelah bahu Elena. "Aku ada di sini untuk kamu."

            "Arthur, makasih." Elena memeluk Arthur. Merasakan kenyamanan dan keyakinan kalau Arthur akan selalu berada di pihaknya.

***

            Merelakan tempat tidurnya menjadi tempat tidur Julian adalah hal yang sangat menyiksa Nilaa. Tapi, demi uang sewa dari Julian yang setara dengan gajinya, Nilaa mencoba bersikap biasa saja meskipun sulit. Dia tidak bisa memejamkan mata. Dia takut kalau Julian tiba-tiba mendatanginya dan menindih tubuhnya mengingat Julian adalah pria gegabah dan hanya mementingkan nafsunya dibandingkan pikiran warasnya.

            Nilaa mendengar derap langkah. Dia berpura-pura tidur dengan menarik selimut sampai ke wajahnya.

            Julian mendekati sofa tempat Nilaa tidur. Dia memberikan selimut motif bunga mawar dan menumpuknya dengan selimut yang menutupi tubuh Nilaa. "Selimut kamu bau kamu." Derap langkah itu menjauh dari Nilaa.

            Nilaa menarik selimutnya. Dia mencium selimut motif bunga mawar dan baunya wangi. Nilaa masih ingat dia memberikan pewangi cucian di selimut notif bunga mawarnya kenapa Julian malah bilang kalau selimutnya bau? Apa maksud Julian selimutnya bau Nilaa adalah Nilaa itu harum seharum selimut motif bunga mawar ini?

***

            "Bangun pemalas!" Julian menarik selimut Nilaa dengan kasar.

            Nilaa mengerang protes melihat Julian mondar-mandir dengan hanya mengenakan celana pendek.

            "Ada apa sih?!" Erang Nilaa.

            "Ada tamu. Dari tadi bel berbunyi kamu tidur saja. Budeg ya?" Julian tampak kesal pada Nilaa.

            Bel apartemennya memang terus-terusan berbunyi. Nilaa melirik ponselnya jam 2 pagi. Siapa yang datang di jam 2 pagi? Suzanne? Debora atau Flynn?

            "Buka pintunya sana!" Titah Julian layaknya pemilik apartemen.

            Nilaa menggaruk-garuk kepalanya yang mulai gatal. Setengah sadar dia membuka pintu apartemennya. Tepat saat dia melihat wajah seseorang yang berdiri di depan pintu apartemennya itu, Nilaa seperti habis dikejar-kejar anjing. Dia lemas seketika. Orang yang paling tidak ingin ditemuinya datang ke apartemennya yang sempit.

            "Nilaa..." Wanita itu menampakkan wajah memelas sedih.

            Julian muncul di belakang Nilaa, menatap tamu yang datang di jam 2 pagi.

            Wanita di depan pintu apartemen itu menatap Julian dengan tatapan terpesona. Dia menatap wajah tampan Julian lalu turun ke tubuh kekar pria itu yang bertelanjang dada hingga turun di bawah perut Julian.

            "Ada apa?" Nilaa memecahkan pikiran kotor Jasmine.

            "Aku..." Jasmine menggantungkan kalimatnya.

            Nilaa melihat dua buah kuper yang berada di samping kanan dan kiri Jasmine.

***                                                                                   Malem ini aku juga update Istri Pengganti ya kalo sempet 😂 Yang belum baca My Boss My Husband silakan dibaca karena sequelnya bakalan aku update dalam waktu dekat ^^ for mode information IG @finisah

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now