Boss and Secretary - 11

1.9K 146 13
                                    

Nilaa duduk di bawah salah satu pohon di belakang kantor. Dia menempelkan earpod di telinganya. Menyetel lagu Somewhere Only We Know versi slow. Lagu dari band Keane yang populer di tahun 2000-an itu adalah salah satu favorit Nilaa.

I walked across an empty land

I knew the pathway like the back of my hand

I felt the eart beneath my feet

Sat by the river, and it made me complete

Oh, simple thing where have you gone?

I'm getting old and I need somethung to rely on

So tell me when you're gonna let me in

I'm getting tired and i need somewhere to begin

Nilaa menatap hamparan rumput liar dengan pikiran bertanya-tanya kenapa dia sekesal ini pada Julian? Sebenci ini pada pria yang menyebutnya sebagai kekasih itu. Dia bahkan jelas-jelas senang saat Katty dan Amanda menertawakan Nilaa.

Seseorang menempelkan tangannya di bahu Nilaa dengan lembut. Nilaa mendongak melihat wajah seseorang itu. "Pak Arthur." Nilaa melepas airpod dari telinganya.

"Aku cari kamu di mana-mana, Nilaa. Suzanne bilang mungkin kamu ada di belakang gedung kantor. Dia mengantar saya ke sini." Arthur menengok ke belakang.

Suzanne melambaikan tangan pada Nilaa yang mengekor kepala Arthur sebelum dia pergi, membiarkan teman dan dewan pengawas yang dikaguminya itu berbicara empat mata. Meskipun mengagumi Arthur tapi Suzanne akan sangat rela melepaskan keinginannya untuk menjadi kekasih Arthur dan mengalah pada Nilaa.

"Maaf, atas sikap saya tadi." Nilaa merasa malu karena sikapnya pada Julian.

"Tidak usah minta maaf."

"Sebenarnya, saya dan Pak Julian tidak punya hubungan apa-apa."

"Ya, saya tahu."

"Soal foto itu..."

"Suzanne bilang semuanya, Nilaa. Kamu tidak perlu khawatir."

"Jadi yang bilang semuanya itu..."

"Suzanne."

"Anak itu..."

"Nila, saya ingin bertanya sesuatu sama kamu."

"Apa itu, Pak?" Nilaa menatap Arthur penasaran.

"Apakah kamu menyukai Julian?"

Nilaa menatap Arthur sepersekiandetik sebelum dia menjawab pertanyaan Arthur itu. Nilaa menggeleng. "Tidak. Tidak sama sekali, Pak."

Arthur mengangguk seolah dia berpeluang besar mendapatkan hati Nilaa. Arthur membelai kepala Nilaa lembut. Sensasi dari sentuhan tangan Arthur begitu kuat hingga dadanya berdebar-debar.

"Kamu bisa kirim semua laporan di rumah saya."

"Ka-kapan, Pak?"

"Bagaimana kalau besok malam?"

Nilaa mengangguk kikuk.

"Nanti malam juga bisa. Tapi, kamu dan Julian akan berkencan bukan?"

"Saya..."

Sebelum Nilaa menyelesaikan kalimatnya Arthur tersenyum lalu pergi dan sekali lagi dia membelai lembut kepala Nilaa hingga dadanya kembali berdebar-debar.

***

"Kamu pikir berciuman dengan wanita lain membuatku menyerah?" Elena menggeleng. "Tidak, Julian. Aku tidak akan menyerah. Kamu tidak akan memilih wanita sembarangan kalau memang posisinya untuk menggantikan aku."

Julian yang hendak pergi ke apartemen kecil Nilaa terpaksa harus meladeni Elena terlebih dahulu. Elena datang ke apartemennya tanpa Julian tahu. Dan yang paling mengejutkan Julian adalah wanita itu masuk ke dalam kamarnya. Memergoki dirinya yang telanjang di bawah shower. Hal itu memang biasa tapi saat ini—saat hubungan antara Elena dan Julian yang sudah berpisah rasanya aneh dan ganjil.

"Kamu tahu aku tidak melihat status, kekayaan, jabatan dari seorang wanita karena aku sudah memiliki itu semua. Aku hanya melihat wajah dan tubuhnya."

Tenggorokan Elena mendadak sakit mendengar ucapan Julian. "Apa di matamu para wanita jalang itu lebih cantik dariku? Kamu tidak tahu berapa banyak mereka tidur dengan pria bukan?"

"Nilaa bukan 'jalang'. Seharusnya, pertanyaan itu ditujukan untuk dirimu sendiri, Elena. Sudah berapa banyak kamu tidur dengan Arthur tanpa sepengetahuanku?" Tidak bisa dipungkiri Elena telah menghancurkan ego Julian. Mata Julian merah.

"Berapa kali aku harus bilang kalau aku tidak pernah tidur dengan Arthur! Apakah sesempit itu pikiranmu melihatku dan Arthur? Dia pamanmu. Dia masih waras, Julian!" Elena kesal dengan tuduhan-tuduhan Julian padanya dan Arthur.

Julian mengabaikan Elena. Dia meraih jaketnya yang berada di bantalan sofa dan bergegas meninggalkan Elena.

"Kamu mau ke mana?" tanya Elena.

Julian tidak menghiraukan Elena. Dia terus melangkah, menjauhi mantan kekasihnya itu.

"Julian!" Teriak wanita yang tidak bisa menyembunyikan kerapuhannya itu.

***                                                                                          Ini ceritany cinta segi apa?  Kalo aku update tiap hari cerita ini gimana?

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now