Boss and Secretary - 41

1.5K 132 23
                                    

Magis.

Kata itu yang bisa menggambarkan betapa luar biasanya tubuh Nilaa bagi Julian. Kalau waktu bisa diputar mungkin dia tidak akan mencium Nilaa dan melakukan hal-hal lain yang mengakibatkan terjadinya kontak fisik antara mereka.

Magnet dalam diri Nilaa sangat besar hingga Julian rungsing saat tidak melihat wajah sekretarisnya itu. Dia tidak akan bercinta dengan Nilaa. Dia tidak ingin menjilat ludahnya sendiri. Tidak. Tapi, Julian dibuat resah oleh Nilaa. Desahan Nilaa membuatnya merasakan sensasi aneh yang tidak pernah dia temukan pada wanita lain. Begitu pun saat dia bercinta dengan Elena. Tidak ada sensasi yang... sulit untuk dijelaskan.

Dia melihat Nilaa masuk ke dalam ruangan dan Julian berpura-pura sibuk mengetik di keyboard laptopnya. Nilaa sempat melihatnya sekilas lalu duduk di tempat kerjanya. Nilaa merasa dirinya aneh karena membenci Julian tapi juga menginginkan sentuhan pria itu.

Astaga!

"Minggu depan kita akan menikah. Persiapkan dirimu." Kata Julian tanpa menatap ke arah Nilaa.

***

Dua minggu berlalu. Nilaa masih bekerja sebagai sekretaris Julian dan semua berjalan lancar tanpa ada yang mengetahui pernikahan mereka selain orang-orang terdekat. Julian dan Nilaa tidak pernah membahas soal adegan vulgar yang ditonton Katty dan mereka bersikap seperti biasa. Seperti saling membenci. Dan Nilaa setelah menyandang gelar sebagai Mrs. Reckleen dia lebih berani untuk mengumpat di depan Julian. Anehnya, Julian menyukai umpatan Nilaa padanya.

Arthur tetap sama. Dia hangat dan lembut. Namun, dia mulai memikirkan Nilaa lebih dari yang diprediksinya. Nilaa dan Elena seolah mengisi pikirannya dengan nilai yang sama. Hal itu membuatnya bingung karena apakah mungkin dia mencintai dua wanita di waktu yang sama?

Arthur melihat Nilaa yang berjalan ke arahnya. Jujur saja Nilaa makin cantik setelah menikah dengan Julian. Pesonanya makin keluar dan Arthur bisa merasakan degup jantungnya saat Nilaa dan dia berpapasan.

"Bisa minta waktumu sebentar?" tanya Arthur.

Nilaa terhenti. "Aku tidak mau Julian memarahiku."

"Aku hanya ingin mengobrol sebentar saja." Arthur memohon.

Nilaa melihat ke sekelilingnya.

***

Mereka duduk di bawah pohon pinus yang berada di belakang gedung kantor. Angin menerbangkan anakan rambut Nilaa. Arthur menatap Nilaa dan membayangkan Nilaa yang berada di pangkuannya saat mereka di dalam mobil.

"Ada apa?" Tanya Nilaa berusaha terlihat secuek mungkin.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya Arthur lembut.

"Ya, tentu. Aku merasa hidupku lebih baik setelah menjadi istri Julian meskipun aku tetap bekerja sebagai sekretarisnya."

"Aku senang mendengarnya, Nilaa."

"Bagaimana hubunganmu dan Elena?"

Arthur menghela napas perlahan. "Aku hanya menganggapnya sebagai adik. Sebagai wanita yang selalu ingin aku lindungi. Dia sekarang sedang berada di luar negeri. Mungkin mencoba menenangkan diri karena Julian menikah denganmu."

"Aku turut prihatin."

"Elena sudah mulai dewasa, Nilaa. Aku yakin pada saatnya nanti dia akan menemukan pria yang tepat baginya."

"Bagaimana kalau pria itu adalah kamu, Arthur?"

Arthur tersenyum. "Tidak, Nilaa. Bukan aku orangnya."

"Kamu masih berusaha menyangkal. Aku bisa melihat matamu kalau kamu sangat mencintainya." Dengan nada setengah kesal Nilaa berkata. Apakah dia masih cemburu pada Elena? Tentu. Karena Nilaa masih menyayangi Arthur. Dia hanya berusaha menutupi perasaannya pada Arthur.

"Bagaimana kalau wanita yang aku ingin itu adalah kamu?" Arthur menatap Nilaa dengan tatapan yang hangat.

"Hahaha." Nilaa tertawa hambar. "Kamu masih saja membohongiku."

"Tidak sungguh. Aku sadar kalau aku..." Arthur menggantungkan kalimatnya berharap Nilaa akan penasaran.

Nilaa menatap Arthur penasaran. "Kalau apa?"

Arthur tersenyum karena pancingannya berhasil membuat Nilaa penasaran. "Kalau aku merindukanmu, Nilaa." Arthur mendekatkan wajahnya pada wajah Nilaa. Bibirnya nyaris menempel di bibir Nilaa kalau saja...

"Nilaa Reckleen....!" Suara yang terdengar sangat marah itu mengambil perhatian Nilaa dan Arthur.

"Julian..." Nilaa melihat mata biru yang murka itu mendekatinya.

***

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now