Boss and Secretary - 63

780 74 1
                                    

Malam setelah pernikahan resepsi pernikahan Elena dan Arthur selesai, Elena memasang wajah kesal di cermin seolah dia melihat Nilaa di sana. Ciuman panas Julian dan Nilaa menyita perhatian para tamu. Bahkan yang jadi bahan perbincangan tamu undangan bukanlah dia dan Arthur melainkan Nilaa dan Julian. Hal ini menciptakan amarah pada Elena yang masih menginginkan Julian sebagai suaminya.

"Mau ke mana, Elena?" Tanya Arthur yang melihat Elena berada di depan pintu kamar hotel hanya menggunakan gaun tanpa lengan dan nyaris transparan yang diberikan Emma padanya sebagai gaun malam pertamanya dengan Arthur.

"Aku akan ke kamar Nilaa dan menamparnya!" Katanya dengan nada penuh emosi seolah Nilaalah penyebab penderitaan hidupnya.

"Elena, jangan!" Arthur tidak sempat mencegah Elena karena Elena sudah keluar dari pintu kamar hotel dan mengunci pintu dari luar. Dengan napas memburu dia menuju kamar hotel nomor 35 yang tidak jauh dari kamarnya.

Dia membuka pintu kamar yang tidak dikunci dan melihat Julian hanya mengenakan celana dalam. Mereka saling menatap untuk beberapa saat sebelum Elena masuk ke dalam kamar.

"Julian..." Emosinya luruh melihat Julian yang hanya mengenakan celana dalam. Seolah semua emosi itu muncul hanya saat melihat dan membayangkan Nilaa.

Tatapannya seperti tatapan wanita yang sudah merindukan kekasihnya lebih dari bertahun-tahun lamanya. Dia mendekati Julian dengan langkah perlahan.

Julian panik dan mencari handuk di atas ranjangnya. Dia segera menutupi bagian bawahnya melihat Elena yang mendekatinya. "Elena, pergi dari sini." Pinta Julian masih menahan emosinya.

"Tidak. Aku tidak mau pergi sebelum kamu mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya padaku, Julian."

"Perasaan apa?!" Julian makin panik setelah menyadari kalau Elena mengenakan gaun transparan.

"Bahwa kamu mencintaiku dan pernikahan kamu dan Nilaa itu hanya karena kamu marah padaku." Jarak Elena kini sangat dekat dengannya.

"Elena, pelase, pergilah. Akan berbahaya nanti kalau kamu tetap di sini." Julian sangat panik. Bukan hanya panik dia juga tegang melihat Elena yang mulai liar dengan melepas gaun bagian atasnya hingga dua payudaranya terlihat jelas di mata Julian.

"Elena!" Julian menarik tangan Elena dan membawa ke depan pintu kamar hotel agar wanita itu segera pergi dari dirinya.

"Katakan kalau kamu mencintaiku dan aku akan pergi dari kamar ini." Pinta Elena dengan wajah memelas.

Julian berpikir dengan mengatakan hal itu Elena akan segera pergi dari kamarnya. Dia panik dan tidak bisa berpikir jernih. "Ya, aku sangat mencintaimu. Pergilah sekarang sebelum ada orang yang melihat kita."

Elena tersenyum lebar. "Aku tahu, Julian. Aku tahu." Ekspresinya menunjukkan seolah Julian telah mengatakan hal yang sebenar-benarnya.

Dengan gerakan tiba-tiba Elena berjinjit dan meraih bibir Julian. Dia melepaskan handuk dari pinggang Julian dengan satu tarikan. Elena meremas bagian paling sensitif Julian dengan sebelah tangannya. Dan dia dengan cepat melepas gaun malamnya yang transparan. Elena telanjang.

Julian masih memikirkan Nilaa dan dia tidak tahu harus bagaimana karena Elena membuatnya menegang untuk beberapa saat. Dia hendak mendorong Elena tapi Elena menarik tangannya dan mereka jatuh dengan posisi Julian di atasnya.

"Julian..."

Tepat pada saat itu Nilaa dan nenek datang membuka pintu begitu saja dan melihat adegan yang tak sepantasnya dilakukan oleh wanita yang baru saja menikah itu.

***

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now