Boss and Secretary - 12

1.8K 145 9
                                    

Julian memencet bel apartemen Nilaa. Saat pintu apartemen kecil Nilaa terbuka, Julian melihat Nilaa mengenakan gaun transparan berwarna nude. Julian terpesona akan tubuh di balik gaun tranparan itu.

Julian menatap Nilaa dari atas ke bawah dan ke atas lagi. Dia memperhatikan mata, hidung, bibir, bagian dada dan bagian lainnya dengan teliti. Julian ragu. Dia ragu kalau Nilaa melakukan ini untuknya. Apa mungkin Nilaa ingin menyambutnya?

"Untuk apa Anda datang ke sini?" Tanya Nilaa ketus. "Anda senang melihat saya seperti ini?"

Kedua sudut bibir Julian tertarik ke atas. "Tentu." Dia melepas jaket dan dengan entengnya hendak meraih tubuh Nilaa.

"Hai, Pak Julian." Suzanne menyapanya dengan secangkit kopi hangat di atas tangannya.

"Hai, Pak." Kali ini Debora sembari melahap tomat.

"Hai, Pak Julian." Flynn melambaikan tangan riang.

Kedau daun bibir Julian terbuka. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Nilaa membawa Suzanne, Debora, dan Flynn ke apartemennya saat dia tahu Julian akan datang ke apartemennya.

"Jadi, sebenarnya, siapa yang menginginkan siapa?" tanya Suzanne yang menaruh dendam pada Julian.

***

Julian memilih mengurung diri di tempat paling tersudut di apartemen Nilaa. Melihat gerombolan anak buahnya yang menggosip ria sembari menonton film Toy Story. Apakah wajah wanita dan pria dengan usia di ujung 20-an menonton film anak-anak?

Nilaa sudah mengganti gaun tranparan milik Suzanne dengan piyama motif floralnya. Dia tampak kesal dengan kedatangan Julian tapi kehadiran teman-temannya membuat mood-nya lebih baik dibandingkan harus berduaan dengan Julian.

Suzanne mendekati Julian. Dia duduk di sebelah Julian sembari sesekali menyesap kopi hangatnya.

            Julian berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

            "Anda bosan dengan Katty?" Tanya Suzanne sinis. Dia sama sekali tidak takut pada Julian. Dia tidak takut saat lost control dan Julian memecatnya. Pembelaan pada Katty membuatnya muak pada Julian.

            Julian menoleh dengan malas pada Suzanne.

            "Kenapa, Pak, Katty membosankan ya? Jadi ingin coba-coba pada Nilaa. Anda harus tahu kalau Pak Arthur itu naksir sama Nilaa. Jadi jangan terlalu berharap ya." Suzanne mengedipkan sebelah mata pada Julian.

            "Saya melihat sendiri bagaimana Pak Arthur membelai kepala Nilaa." Suzanne memejamkan mata membayangkan kalau Arthur sedang membelai rambutnya. "Lembut dan hangat."

            Julian hanya diam. Dia belum mengatakan sepatah kata pun meskipun penasaran dengan apa yang dikatakan Suzanne. Membelai kepala Nilaa? Arthur bergerak terlalu cepat di luar prediksinya.

            Meskipun Suzanne mengagumi Arthur dan ingin menjadi kekasih Arthur tapi kalau memang Pak Arthur menyukai Nilaa, maka dia akan mengalah. Tentu saja apa pun yang terbaik bagi Arthur dia akan setuju selama wanita yang menjadi kekasih Arthur  bukan Amanda atau pun Katty.

"Saya sebenarnya masih heran kenapa Pak Julian lebih memilih Katty daripada Elena. Oh my God, Elena itu cantik banget! Dia juga lahir dari keluarga kaya. Apa Pak Julian tidak merasa rugi menukar Elena dengan Katty?" Suzanne mulai lost control.

"Ekhem..." Nilaa mendekati mereka dan dengan gerakan matanya dia menyuruh Suzanne pergi dari sana.

Suzanne berlalu dengan wajah memberengut. Dia ingin mendengar jawaban Julian mengenai perselingkuhannya dengan Katty. Bagaimana bisa wanita sesempurna Elena dibuang begitu saja hanya untuk wanita seperti Katty?

"Saya tidak ingin punya hubungan apa-apa dengan Anda di luar urusan kantor." Kata Nilaa dengan serius.

"Banyak wanita yang mau dengan saya, Nilaa." Kata Julian percaya diri dengan ketampanan dan jabatan yang dimilikinya. Bagi wanita lain, Julian adalah pria sempurna tapi bagi Nilaa, Julian tidak lebih dari pria-pria yang hanya menginginkan tubuh wanita.

"Lalu kenapa Anda menawari saya pernikahan?"

"Saya hanya kasihan sama kamu."

"Itu bukan alasan yang bisa diterima."

"Lalu apa alasan yang tepat?"

"Hanya Anda yang tahu alasan sebenarnya."

Mata mereka saling menatap sengit. Namun, tatapan Julian lebih melunak apalagi saat dia teringat perkataan Suzanne mengenai Arthur yang membelai rambut Nilaa.

"Kamu akan menjadi milikku."

Mata Nilaa mengerjap beberapa kali. "Saya tidak akan pernah menjadi milik Anda."

Sebelah sudut bibir Julian tertarik ke atas membentuk kurva senyuman misterius.

***   Mungkin aku update tiap harinya nggak konsisten ya 😁    Ini apa tanda2 Pak Bos cemburu?

Boss and Secretary (Adult 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang