Boss and Secretary - 13

2.4K 172 7
                                    

Nilaa terbengong saat melihat dirinya mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan kerah tinggi di bagian lehernya. Gaun klasik eropa yang disukainya. Dia melihat Elena mengenakan gaun hitam di ujung sana. Tatapannya tampak tajam sekaligus menyedihkan. Elena menatap Nilaa. Matanya tak berkedip.

Arthur berdiri di sebelahnya mengenakan jas warna hitam. Tersenyum padanya. Nilaa membalas senyum Arthur. Namun, seseorang menarik tangan Nilaa menjauhi Arthur. Nilaa tidak ingin menjauhi Arthur tapi tubuhnya seolah bergerak otomatis mengikuti pria yang menarik tangannya itu.

Nilaa melirik wajah pria yang hanya bisa dilihat dari samping. Hidung mancung itu adalah hidung milik Julian. Mata biru pria itu menatap dingin namun bibirnya tersenyum pada Nilaa. Dia terus menarik Nilaa dan membawanya memasuki sebuah istana yang berkilauan seolah istana itu terbuat dari emas.

Arthur mengejarnya dan Elena berlari dengan terseok-seok. Nilaa ingin berhenti mengikuti langkah kaki Julian tapi dia tidak bisa. Kakinya berjalan mengikuti langkah kaki Julian. Saat tangan Arthur terulur mencoba meraih tangan Nilaa dan Nilaa hendak meraih tangan Arthur, sayangnya, dia sudah masuk ke dalam istana yang berkilauan itu. Pintu istana tertutup otomatis.

Nilaa menoleh ke arah Julian yang membeku. Seperti gerakan robot yang kaku Julian melirik Nilaa.

Nilaa ngeri sendiri hingga dia terbangun dari mimpinya dengan napas tersengal-sengal.

Keringat membasahi tubuhnya. Kenapa mimpi yang biasa-biasa seperti itu bisa membuatnya ketakutan hingga tubuhnya basah dan napasnya tersengal-sengal?

Nilaa bangun dari atas ranjangnya dan mengambil air minum di dapur. Dia masih ingat wajah kaku Julian, Arthur yang mengejarnya dan Elena yang berlari terseok-seok dengan gaun hitam seolah dari baru saja dari pemakaman.

***

Esok paginya, Nilaa melihat Julian datang ke ruangan tanpa melihat ke tempat duduk Nilaa. Wanita 29 tahun itu buru-buru kembali menatap layar laptopnya. Takut kalau mata biru Julian tertuju padanya.

"Kenapa kopinya belum dibuat?" Tanya Julian dengan wajah datar.

Nilaa segera berjalan ke pantry karena bos besarnya mempertanyakan kopi. Dia melihat Katty yang sedang membuat kopi di cangkir.

"Halo, Nilaa." Katty seperti biasa menatap Nilaa dengan tatapan yang merendahkan seolah-olah Nilaa hanyalah pegawai yang tidak memiliki kontribusi apa-apa pada perusahaan.

"Tidak usah menyapaku, aku bukan temanmu." Jawab Nilaa ketus. Nilaa secepat mungkin mengambil cangkir memasukkan biji kopi di mesin. Mengisi cangkir dengan sedikit gula dan menunggu biji kopi menjadi bubuk kopi.

"Well, soal adegan ciumanmu dengan Julian itu... tidak berpengaruh apa-apa pada hubungan kami. Aku tahu kamu mungkin merasa haus untuk berciuman dengan seorang pria yang begitu tampan dan mempesona. Tolong ya, jangan pernah memakai perasaanmu terlalu berlebihan. Kamu tidak akan bisa mendapatkan hati Julian. Tahu kan, gosip yang beredar kalau Julian putus dengan Elena karena aku." Ekspresi Katty memperlihatkan betapa bangganya dia mendapatkan Julian dan membuat Julian putus dengan Elena.

"Kamu pikir aku peduli dengan Julian. Kalau kamu doyan sama dia ya ambil dia dan suruh dia biar tidak mencium sekretarisnya sembarangan dan datang malam-malam ke apartemen sekretarisnya."

Nilaa menumpahkan biji kopi yang sudah menjadi bubuk kopi ke dalam gelas dan mengisi cangkir dengan air panas. Nilaa malas bertemu Katty yang selalu sok cantik dan sok hebat. Padahal di mata Nilaa, Katty sama sekali tak terlihat cantik.

"Nilaa... Nilaa... kamu pikir dengan datang ke apartemenmu dia akan serius menjalin hubungan?"

"Sampah memang cocoknya dengan sampah." Balas Nilaa menohok sembari membawa nampan yang berisi dua cangkir kopi.

***

Nilaa meletakkan cangkir kopi dengan raut wajah kesal. Pagi-pagi Katty membuat mood-nya jelek. Ditambah lagi dia harus melihat wajah Julian dengan jarak yang cukup dekat seperti ini.

Mata Julian tertuju pada bagian dada Nilaa. Dua kancing kemeja Nilaa lepas tanpa disadarinya saat dia meletakkan cangkir kopi di atas meja Julian.

"Di pantry ada Katty. Mengejekku berkali-kali. Aku muak dengan kekasihmu itu. Ajari dia bicara dengan sopan." Kata Nilaa dengan raut wajah judes.

"Bagian dadamu terlihat sedikit." Kata Julian saat Nilaa berjalan ke arah mejanya. Wajah Nilaa menunduk melihat bagian kemejanya yang terbuka di bagian atas.

"Aku suka sekali melihatnya." Julian tersenyum.

Wajah Nilaa memerah. Nilaa membalikkan tubuhnya. "Aku tahu kamu pasti menyukai belahan dada wanita mana saja. Maka, aku tidak akan mengancing kemejaku dan membiarkan setiap pria melihatnya." Dia kembali berjalan menuju mejanya tanpa mengancing kemeja bagian atasnya.

Senyum Julian lenyap mendengar ucapan Nilaa.

"Kalau kamu tidak mengancingnya aku yang akan melakukannya." Julian bangkit dari kurisnya dan melangkah mendekati Nilaa.

*** Kemaren libur update 😂 btw Julian emang bener bener ya perlu disleding 😂

Boss and Secretary (Adult 21+)Where stories live. Discover now