t. takut tambah dewasa.

3.2K 386 4
                                    

2021

"Happy graduation! WOOOO!"

Indira melempar topi toganya bersama teman-teman. Meskipun acara wisuda tak semeriah tahun-tahun sebelumnya karena berlakunya new normal, ia senang sekali bisa wisuda bersama teman-teman dekatnya.

Pandangannya mengedar ke wisudawan lain. Para wisudawan sedang berfoto dengan keluarga mereka. Seharusnya ada empat orang di foto keluarga Indira, sayangnya spot Panji kosong. Hanya ada tiga orang di foto keluarganya. The hard truth they have to accept. Meski begitu, Indira tetap tersenyum saat fotonya diambil. Banyak hal yang masih dapat ia syukuri, seperti bagaimana ayahnya bisa hadir di wisudanya setelah kondisinya menurun beberapa bulan ini, karena di luar sana, ada orang lain yang harus kehilangan lebih banyak anggota keluarga akibat pandemi dibandingkan dirinya.

Di tengah kebahagiannya lulus kuliah dengan nilai yang baik, seseorang yang baru hadir mencuri perhatian Indira. Raihan datang membawa buket bunga. Laki-laki itu mengenakan batik biru tua dan masker hitam yang senada dengan toga biru khas universitas Indira. Di tangannya terdapat buket mawar dengan boneka beruang berkostum toga.

Raihan tersenyum ke arahnya seraya melambaikan tangan. Indira menyeringai, merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Raihan. Raihan pun berlari kecil dan memeluknya penuh bangga.

"Selamat ya, Ra, otw jadi budak korporat." Raihan menyerahkan buket bunga kepada Indira.

Indira menyeringai senang. "Career woman, Yan! Bukan budak korporat!"

"Halaaah, sama-sama bikin orang kaya tambah kaya pokoknya." Raihan mengacak halus kepala Indira melalui topi toga. Indira berdesis pelan membenarkan topi toganya.

"Raihan, Dira! Ayo, foto!" Orang tua Indira berseru seraya membidikkan kamera.

Raihan dan Indira tersenyum kepada satu sama lain terlebih dulu, sebelum berangkulan akrab dan menyeringai ke kamera.

"Senyum, ya! Tiga... dua... satu!"

Sebelum shutter ditekan, Raihan tiba-tiba saja berganti posisi menjadi mencium pelipis Indira lembut.

Klik!

Dan foto istimewa itu selanjutnya terabadikan apik di mading kamar Indira.

So... a new chapter has begun. Selamat tinggal status anak sekolah dan kuliahan, hello adult life! Sedikit berat memang anak manja sepertinya kini menjadi harapan orang tua satu-satunya, tetapi ia yakin chapter baru ini akan sangat menyenangkan!

Selepas kelulusan, Indira mulai menyebar CV ke semua lowongan yang ada. Kalibrr, Jobstreet, LinkedIn, sampai website masing-masing perusahaan. Semua lowongan yang ada di internet, bagai kesempatan emas di matanya. Indira selalu semangat mengeklik 'apply', sangat amat tak sabar mendapat panggilan dari mereka. Apalagi kini ia lebih banyak di rumah. Bukankah indah sekali dunia ini tanpa beban kehidupan seperti tugas kuliah?

"Aku nggak sabaaaaar banget, Yan!" Indira melempar dirinya ke kasur sambil bertelepon dengan Raihan setelah puas melamar sana-sini. "Kerja di gedung tinggi daerah segitiga emas Jakarta, ngehasilin uang sendiri, punya karier bagus, dan jadi independent career woman! Pasti kehidupan kerja dan jadi orang dewasa jauuuuh lebih enak dan bebas dibandingkan kuliah dan sekolah yang diatur-atur terus! Ya, kan?!"

Indira menyeringai manis, menerawang langit-langit kamar akan indahnya menjadi orang dewasa yang akan ia hadapi sebentar lagi.

- end -

Rest AreaWhere stories live. Discover now