KM 15 - Menjadi Dia

3.4K 597 146
                                    

Reino Dwipraja
31/12. New year party @ Dronk. Will pick u up at 7.

Indira menerima chat terbaru dari Reino tepat setelah keluar lift. Reino mengundangnya untuk datang ke new year party temannya di sebuah nightclub daerah Kemang. Kebetulan sekali teman-temannya semua sibuk dan punya agenda tahun baruan masing-masing. Kenapa ia selalu berakhir dengan Reino?

Reino Dwipraja
Wear a proper attire. Thx.

A proper attire, katanya. Indira tahu yang dimaksud Reino adalah bukan kemeja panjang ala mbak-mbak korporat pulang kantor saat mereka ke Camden atau setiap pergi bersama. Masalahnya, Indira tak tahu harus memakai baju apa untuk bertemu teman-teman Reino. Mayoritas bajunya adalah kaos main, atau tidak, kemeja budak korporat.

Yang tadinya ingin memesan Gojek menuju Stasiun Sudirman, Indira mengubahnya menjadi ke Lotte Avenue. Di sana lumayan ramai rupanya, mengingat saat ini sudah masuk periode sale Natal dan tahun baru. Indira memasuki H&M. Ia mengambil salah satu dari sekian pakaian yang tergantung, memerhatikan bagaimana model pakaian itu bukanlah seleranya, namun sepertinya proper untuk dipakai bertemu teman-teman Reino.

Embusan napas pendek terlontar. Sejujurnya, Indira sedikit cemas bertemu teman-teman Reino. Seperti apa rupa mereka? Apakah sosoknya seperti Reino juga? Ia tak pernah merasakan bertemu teman-teman baru dari seseorang yang dekat dengannya karena selama ini mereka pun juga merupakan teman-temannya.

Setelah berkeliling melihat-lihat, ia pada akhirnya mengambil off shoulder dress hitam dan satu baju lainnya sebagai opsional, lalu pergi ke kasir. Indira keluar dengan dua paper bag. Ia berjalan menyusuri mal selagi melakukan window shopping. Matanya menangkap keramaian bazar sepatu di area lobi. Benar, seharusnya baju ini juga dipasangkan dengan sepatu yang cocok.

Indira memindai sepatu-sepatu di area bazar. Sepatu di sana dipajang dengan harga-harga diskon. Mulai dari sneakers, heels, boots, sampai sepatu olahraga. Langkahnya perlahan berhenti.

Indira terdiam melihat koleksi sepatu futsal Adidas Copa yang terpajang. Sepatu-sepatu itu terasa familier hingga mengingatkannya akan sesuatu.

Ah, benar. Ini bulan Desember.

Indira membuka ponselnya, mengecek reminder di kalender yang sudah diatur rutin yearly sejak beberapa tahun lalu. Terdapat sebuah catatan di bulan Desember. Tepatnya, bulan Desember zaman dahulu kala yang bertepatan dengan bulan Ramadhan.

***

"HAPPY BIRTHDAY, RAIHAN!!!"

Raihan terlonjak saat ia disambut oleh kejutan dari satu tim Corporate Banking begitu menginjakkan kaki di BART. Lagu selamat ulang tahun berkumandang di rooftop bar itu. Andara membawa kue bertingkat dua. Irfan heboh bernyanyi melebihi yang lainnya. Para pegawai bar bahkan ikut-ikutan bernyanyi dan tepuk tangan.

Raihan terbahak. Tak ada yang memberitahunya bahwa acara perayaan tahun baru ini sekaligus menjadi acara kejutan ulang tahun. Andara menghampirinya untuk sesi tiup lilin. Setelah memanjatkan doa di dalam hati, lelaki itu pun meniup lilin. Semua bertepuk tangan heboh.

"Bro, happy birthday, ya." Irfan yang pertama menghampirinya dan memeluknya akrab. "Makin sukses karier lo. Nih, hadiah dari gue."

"Thank you. Apaan nih, Bang?"

"Buka aja."

"Pengangkatan karyawan tetap, yak?" tebak Raihan.

"Ye, ngarang."

Rest AreaWhere stories live. Discover now