bagian dua puluh tujuh

4.4K 134 112
                                    

||27. Gedung tua.

"Berharap tidak ada pengkhianatan dalam ikatan pertemanan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Berharap tidak ada pengkhianatan dalam ikatan pertemanan. Namun seseorang bisa berubah kapan saja. Yang terdekat, yang terlama ataupun yang baru memasuki lingkup kehidupan. Semuanya bisa berubah. Itulah mimpi terburuk."

-bluee!-

Kajesha bersenandung kecil sembari menuruni anak tangga. Dengan seragam sekolah khas SMA Kapeda dan rambut yang tergerai indah. Tangannya bergerak menarik kursi meja makan. Sendiri? Oh tentu.

"Non, mau makan apa?" Tanya bi Darsih.

"Kajesha mau sandwich, bi. Ada kan?" Bi Darsih tersenyum lalu mengangguk. "Tunggu sebentar ya. Bibi buatkan dulu."

Kajesha tersenyum manis dengan anggukan kepalanya. "Makasih, bi." Bi Darsih tersenyum lalu berlalu ke dapur. Kajesha menatap ke kursi di depannya, lalu beralih ke kursi di sampingnya.

"Bingung. Mending makan sendiri dengan tenang, tapi kesepian atau makan bareng keluarga, tapi di selimuti pertengkaran?" Ujarnya.

"Mending nggak usah di lahirkan." Kajesha terkekeh sendiri. Tak lama, bi Darsih datang dengan nampan dan piring yang berisi sandwich favoritnya.

Dalam waktu lima belas menit, Kajesha menghabiskan makanannya. Dia berpamitan kepada tiga ART nya sebelum berangkat ke sekolah. Memasuki mobilnya sendiri, karena Marvel tidak masuk sekolah lagi hari ini. Katanya.

Berbeda dengan sikap santunnya di rumah tadi. Jika sudah memasuki pekarangan sekolah, maka sifat angkuhnya akan muncul tiba-tiba tanpa undangan. Setiap langkah kaki Kajesha mampu membuat beberapa murid menyingkir dan memberi jalan untuk ratu sekolah tersebut.

"K-kak." Langkah kaki Kajesha terhenti, saat suara tersebut terdengar memanggilnya. Ia perlahan membalikan badannya. Bibirnya tersenyum smirk melihat siapa orang yang memanggilnya.

Gadis dengan dua kepangan dan kaca mata yang always menghiasi wajahnya itu menunduk. Seperti biasa, hal yang ia lakukan adalah membenarkan kaca matanya yang melorot karena terus menunduk.

"Aku cum-- cuma. Aku-- cum-- an, mau bil-- bilang mak---"

"Sama-sama. Kelamaan lo ngomong, buang waktu gue doang!" Setelah berkata demikian, Kajesha kembali membalikan badannya dan kembali berjalan menuju kelasnya.

Gadis berkaca mata yang tadi menunduk itu mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke arah Kajesha yang berjalan menjauh. Bibirnya tersenyum tipis. Dia mencopot kaca mata miliknya dan mengusapnya sedikit.

"Aku salah nilai kamu dulu. Ternyata kamu punya hati seperti malaikat, Kajesha." Gumamnya. Gadis berkacamata itu berlalu pergi, meninggalkan murid-murid di koridor yang menatap penasaran ke arahnya dan juga Kajesha.

Ada hubungan apa mereka berdua? Bukankah, beberapa waktu yang lalu mereka terlibat pertengkaran di kantin?

Masih ingat bukan, pembully an Kajesha yang terjadi di kantin lalu?

BAD COUPLE [VELJESHA]Where stories live. Discover now