53. KKSK|| ANGGOTA BARU

4.1K 101 2
                                    

Voment, share, and follow dlu sebelum lanjut ceritanya, komennya dibanyakin lagi, dan jangan lupa baca cerita baru ku.

Happy Reading

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Happy Reading...

Setelah dirasa Chalya sudah agak mendingan, ia kembali menuruni tangga dan melihat papahnya untuk terakhir kalinya.

"Untuk keluarganya, silakan mencium jenazah untuk terakhir kalinya."

"Dan air matanya jangan sampai netes yaa." ucap seseorang yang mengurus jenazah papah Setya.

Mama Lia maju terlebih dahulu untuk melihat yang terakhir kalinya.

Begitupun dengan Chalya, dengan sekuat tenaga ia melihat papah nya, cinta pertamanya, papah yang selalu memberinya ruang hanya hingga nafas terakhirnya ini.

"Chalya sayang papah." ucap Chalya sembari mengelus wajah yang pucat pasi itu.

"Selamat istirahat, cinta pertama ku."

Dilanjut dengan giliran bang Irjaf untuk mencium jenazah papah Setya.

"Terimakasih sudah menjadi papah yang baik untuk anak-anaknya, abang akan menjaga Chalya dan mama seperti papah menjaga mereka."

Setelah itu Chalya kembali kepelukan pak Arta, ia benar-benar sudah tidak ada energi. Hanya memperlihatkan papahnya yang sudah tertidur untuk selamanya.

"Aku yakin, disana pasti papah liat anak Chalya kalau udah lahir." gumam Chalya.

"Janji ga nangis lagi?" ucap pak Arta.

"Iya." balas Chalya dengan singkat.

"Saya tutup jenazah nya yaa" ucap pengurus jenazah itu.

Chalya mengalihkan pandangannya kearah lain, ia tak sanggup melihat papahnya itu.

Pak Arta mengelus bahu Chalya memberikan kekuatan untuknya.

Dan dilanjut untuk mempersiapkan menyolatkan dan pemakaman. Chalya tidak ikut memakamkan papahnya, ia diperintahkan untuk tetap dirumah bersama mama Lia dan bunda Rara.

"Kamu makan dulu ya sayang," perintah bunda Rara.

"Nanti aja bun makannya" balas bunda Rara.

"Ka Cha, ka Cha halus makan!" sahut Lala.

Chalya tersenyum ke arah Lala, "Iya, nanti yaah. Sekarang ka Cha belum laper."

Chalya terus saja mengelus perutnya yang kembali terasa sakit itu. Sakit kali ini bukan yang biasa.

"Mah, bun, perut Chalya sakit banget," ringisnya.

Mama Lia dan Bunda Rara yang melihat Chalya meringis kesakitan itupun panik seketika.

"Kita kerumah sakit aja, oke? Mamah ambil keperluan kamu dulu," ucap mama Lia yang berjalan kearah lantai atas.

"Udah sakit banget Cha?" tanya bunda Rara.

KEPSEK-KU, SUAMIKU (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora