52. KKSK|| DUKA MENDALAM

3.7K 94 1
                                    

Aku balik lagi hehehe, voment dulu dong dan share ke teman kalian biar bisa baca bareng.
Sebelum lanjut, mending dengerin audiobook cerita baru aku.
Video nya ada diatas juga, kalian bisa like and komen biar rame.
Aku yakin kalian bisa meramaikannya.

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading...

Sesampainya dirumah sakit, terlihat mama Lia yang tengah duduk didepan ruang rawat dengan tatapan kosong serta wajah pusat pasi.

"Mah?" heran Chalya yang melihat mama Lia.

Mama Lia segera menetralkan wajahnya, agar Chalya tidak curiga kepadanya.

"Eh sayang? Kok gak ngabarin mama dulu?" tanyanya dengan senyum yang terpaksa.

"Papa kenapa?" bukannya menjawab pertanyaan mama Lia, justru Chalya bertanya balik.

"Papa aman kok sayang," ucapnya.

"Aku mau lihat papa hari ini" pinta Chalya.

Mama Lia menahan pergerakan Chalya yang hendak masuk kedalam ruang rawat itu.

"Nanti dulu ya, papa lagi diperiksa sama dokter" tutur mama Lia dengan nada lembut.

"Tapi papah gapapa kan mah?" khawatir Chalya.

"Papah pasti sembuh kok" balas mama Lia.

Tak lama dokter pun keluar dengan beberapa suster yang membawa alat medis.

"Dengan berat hati kami harus menyampaikan ini" ucap dokter itu yang ingin menyampaikan sesuatu.

Mama Lia, Chalya, maupun pak Arta mendengarkan dengan seksama ucapan dokter.

"Hmmm maaf, pak Setya tidak bisa kami selamatkan, penyakit jantung koroner yang dideritanya sudah tidak bisa tertolong." lanjut dokter tersebut.

Mama Lia menjatuhkan tubuhnya dan duduk dibangku begitupun dengan Chalya, dengan sigap pak Arta memegang bagi Chalya agar tidak terjatuh.

Bak seperti jelly tubuhnya yang Chalya rasa saat ini, ia akan marah jika dokter dengan beraninya berkata bohong.

"Saya gak percaya! Dokter pasti bohong kan!" pekik Chalya yang berusaha menahan tangisnya.

"Yang kami katanya benar adanya, jenazah akan segera kami urus" balas dokter itu.

"Kalau begitu, kami permisi dulu." sambungnya.

Chalya langsung menerobos masuk kedalam ruangan tersebut, terlihat wajah pucat pasi yang damai, dengan mata yang tertutup rapat serta bibir biru pucat saat ini.

Ia mendekat kearah papah Setya, mencengkram baju serta tangan dingin milik papah Setya.

"Bangun pah! Bangun!!!" teriak Chalya.

"Papah harus sembuh, kenapa papah sembunyiin ini semua dari Chalya!!!"

"Chalya mau papah sembuh! Chalya mau papah sehat lagi! Chalya mau papah bangun!!!"

KEPSEK-KU, SUAMIKU (REVISI)Where stories live. Discover now