33. EDELWEISS

Depuis le début
                                    

Dion
Gini nih kalo nggak punya bakat jadi koruptor, masih amatir. Lo nggak cocok disandingin sama gue yang calon koruptor.

Alvino
@Kirei, nanti jangan lupa sharelok ya.

Ketua kelas
Ribut mulu nih grup bisanya, gue lagi ngegame keganggu anjir.

Perasaan seminggu kemaren adem ayem aja.

Dion
Adem apanya, lo nggak liat kemaren cewek-cewek pada ngerusuh di grup.

Ketua kelas
Sinting lo, chat grup ini aja cuma ada hari ini doang.

Dion
Lah iya juga njir, apa jangan-jangan...

Ketua kelas
Guys, kayaknya kita salah grup deh. Grup ini ada pak Rudinya.

Dion
Santui aja kali, tinggal lo kick aja pak Rudinya terus kalo udah kita-kita ngeghibah baru deh dimasukin lagi.

Shella
@Dion, ajaran sesat, jangan ditiru ya adick-adick.

Sasha
@Shella, kok bisa ya kita sekelas sama bulu ketek dikasih nyawa.

Shella
@Sasha, bisalah, kan lo pawangnya.

Ketua kelas telah mengeluarkan pak Rudi.

Ketua kelas
Beres guys, udah aman nih

Dion
Padahal gue cuma bercanda doang malah dikick beneran.

@Sasha, emang kita kenal?

Sasha
Siapa juga yang mau kenal sama bocah prik kayak lo.

Shella
Ribut mulu kalian, ntar jodoh beneran.

Sasha
@Shella, Dih, amit-amit gue punya jodoh kayak dia.

Neysha
Lebay banget sih kalian, gitu doang langsung panik.

@Kirei, itu akibatnya karna lo udah ngerusak hubungan orang.

Sasha
@Neysha, heh pantat ayam item. Lo kalo ngomong dijaga dikit, lo mau gue ajak berantem kayak kemaren?

Alvino
@Neysha, mending lo diem.

Neysha
Apaan sih, aneh.

Sasha telah mengeluarkan Neysha.

Ketua kelas
Perasaan kelas kita dulu tuh adem ayem aja deh, kenapa sekarang perang mulu.

Sasha
Semua masalah ini tuh karna kedatangan bocah prik, sok kecantikan, sipaling tersakiti, nggak punya hati, cabe-cabean.

***

Kirei meletakkan kembali ponselnya di atas nakas ketika Neysha membuatnya semakin tertampar oleh kenyataan, ia pikir setelah tiga hari dirinya tidak memasuki sekolah. Semuanya akan baik-baik saja dan kembali normal. Ternyata, semua di luar batas pemikirannya. Apalagi ia juga teringat akan Nathan yang menjaganya tadi siang, bahkan saat itu ia lupa jika Nathan sudah memiliki pacar. Permasalahan semakin rumit setelah keluarga, pertemanan dan percintaan menghujaninya dengan masalah yang tidak tahu kapan akan selesai.

Anak itu duduk bersender di kepala ranjang sembari menatap kosong ke arah langit-langit ruangannya. Permasalahan yang mana dulu yang harus ia selesaikan.

Setelah puas dalam lamunannya, Kirei melihat Amina tengah tertidur pulas di sofa. Kirei lupa sejak kapan wanita itu sudah ada di sana, Anak itu sangat ingin sekali berbicara empat mata langsung kepada wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya. Jika itu memang benar, Kirei ingin meminta penjelasan sekaligus meminta solusi terhadap masalahnya bersama Nathan, mengingat jika ia tidak pernah menceritakan permasalahannya kepada sang ibu tiri. Maka, hanya ini kesempatannya mendapatkan apa yang ia inginkan sedari dulu. Menjadi anak perempuan kesayangan Mama dan Papa.

Pintu ruangan terbuka kecil, nampaklah Girald yang baru pulang dari rumah mereka sambil membawa beberapa set pakaian untuk adiknya. Setelah menaruh tas berisi pakaian adiknya di atas sofa tunggal, Girald lalu menghampiri Kirei yang masih terjaga padahal sudah pukul sepuluh malam.

"Kenapa belum tidur? Kiki nggak bisa tidur, ya?" tanya Girald. Tangannya bertumpu pada sisi ranjang Kirei, tidak lupa pula wajahnya menampilkan wajah berseri tidak seperti tadi siang. Di saat pertama kalinya Kirei melihat Kakaknya semarah itu.

"Ini kan belum jamnya aku tidur," sahut Kirei tanpa melihat ke arah Girald.

Menyadari perubahan sikap Kirei lagi membuat Girald panik sendiri. Lantaran sangat susah baginya membujuk Kirei yang merajuk akibat ulahnya.

"Kiki masih marah sama Kakak, ya?" tebaknya tepat sasaran.

"Kiki nggak marah cuma kesel aja sama kak Girald, apa setelah ini kak Girald juga bakal membenci aku juga seperti yang lain?" tanya Kirei begitu lugu. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Mana bisa Kakak benci sama adik sepertimu, Ki. Udah, ya. Sekarang Kiki tidur, jangan mikirin yang macem-macem. Nggak ada satu pun orang di dunia ini yang benci sama kamu." Girald mengusap pelan kepala Kirei agar anak itu sedikit merasa tenang. Apalagi melihat mood Kirei yang naik turun, Girald khawatir melihatnya.

"Buktinya, Mama di rumah dan Neysha membenci aku," keluh Kirei kepada Girald.

"Udah, ya. Besok kita bahas lagi, sekarang Kiki tidur. Kak Girald jagain Kiki di sini," pungkasnya tanpa penolakan dari anak itu ketika dirinya membaringkan Kirei ke kasur, menata bantalnya lalu menyelimuti adiknya agar ia tetap merasa hangat.

- T B C -

Ngomong-ngomong semoga kalian semua ngerti sama ilustrasi chat whatsapp di atas, soalnya gue nggak pandai bikin gituan. Maafin banget kalo chatnya bikin bingung. Sekian.

EDELWEISS [On Going]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant