Much is unknown.

6.3K 263 13
                                    

Sella terus mondar mandir di depan teras rumah nenek Kelvin, perasaan nya kacau, ia membiarkan tubuhnya yang kedinginan karena angin yang cukup deras hanya untuk menunggu kedatangan Kelvin yang sampai sekarang belum juga pulang

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Sella terus mondar mandir di depan teras rumah nenek Kelvin, perasaan nya kacau, ia membiarkan tubuhnya yang kedinginan karena angin yang cukup deras hanya untuk menunggu kedatangan Kelvin yang sampai sekarang belum juga pulang. Hujan belum juga reda, jika berada dibawah hujan selama ini Sella khawatir Kelvin akan sakit.

"Sella, masuk nak. Diluar dingin, kamu bisa sakit."panggil nenek Kelvin pelan.

"Eh nenek, nenek istirahat aja. Sella nungguin Kelvin dulu, bentar lagi."jawab Sella lembut.

Nenek Kelvin tersenyum lirih, ia mengangguk sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

"Hiks hiks, lo dimana sih Kelvin? Lama banget."tangisan yang sedari tadi ia tahan pecah seketika. Rasa khawatir nya sudah tidak mampu ia bungkam lagi, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Kelvin, Sella ketakutan.

Sella bertekad, jika sebentar lagi Kelvin belum juga datang, ia sendiri yang akan keluar mencari Kelvin sendirian. Tidak peduli hujan atau hari yang sudah gelap. Yang ia pikirkan hanya Kelvin saja.

Selang beberapa menit, motor Kelvin berhenti tepat di depan teras rumah neneknya. Dengan pakaian yang basah kuyup, wajah yang begitu pucat dan sedikit gemetar kedinginan.

Kelvin melepaskan pelan helm nya, hal yang membuat Sella langsung berlari mendekati Kelvin.
"Lo dari mana aja Kelvin? Hiks hiks, jangan gini, gue takut. Gue tau lo khawatir sama Luna, tapi kesehatan lo penting juga."ucap Sella terisak.

Kelvin tidak menjawab, tatapannya begitu kosong, bibirnya sedikit biru karena memang malam ini dingin sekali. Tubuhnya seakan mati rasa, ia limbung, kehilangan kesadaran nya tepat di pelukan Sella, dengan Sella yang sigap menangkap tubuh Kelvin yang limbung ke arahnya.
"Kelvin! Kelvin bangun! Hiks hiks jangan bikin gue takut Kelvin."ucap Sella terus terisak sambil menepuk-nepuk pelan punggung Kelvin.

"NENEK TOLONGIN SELLA, KELVIN PINGSAN NEK, HIKS HIKS SELLA TAKUT!"teriak Sella keras, sambil terus menangis tanpa henti meminta bantuan nenek Kelvin untuk menuntun Kelvin masuk.

Nenek Kelvin keluar dengan pelan, dengan raut wajah penuh kekhawatiran, perlahan membantu Sella untuk menuntun tubuh Kelvin masuk ke dalam rumah. Dengan sekuat tenaga yang Sella bisa.
"Nek Sella takut."rengek Sella lagi.

"Biarkan Kelvin berbaring di sofa ini dulu, nenek buatkan air hangat dulu."ucap nenek Kelvin.

Della mengangguk cepat, ia berlarian mencari selimut tebal untuk menutupi tubuh Kelvin yang basah. Ia tidak mungkin melepaskan pakaian Kelvin, jadi ia hanya berniat menyelimuti tubuh Kelvin untuk memberikan sedikit kehangatan pada pria itu.

Sella berlari cepat menghampiri Kelvin, menutup seluruh tubuh Kelvin sampai leher dengan selimut tebal yang baru saja ia ambil. Ia memegang tangan Kelvin yang terasa dingin sekali, menggosok-gosok tangan Kelvin pelan.
"Kelvin bangun dong hiks hiks."lirih Sella terus terisak kuat.

Nenek Kelvin datang membawakan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres tubuh Kelvin, tidak tahu apakah ini akan berhasil atau tidak.

Tidak berhenti sampai disitu, Sella mengambil minyak kayu putih di atas meja. Mendekatkan nya ke hidung Kelvin dengan penuh hati-hati.
"Nek kenapa Kelvin masih belum sadar nek hiks hiks, Sella takut."ucap Sella lagi membuat nenek Kelvin mengusap-usap pelan punggung Sella yang bergetar menahan isakannya.

DANIELUNA (ON GOING)Where stories live. Discover now