Deep wound.

7.1K 368 54
                                    

Seusai mengantarkan Luna kembali ke kantor, Kelvin sama sekali tidak berbicara, ia langsung pulang ke rumah neneknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seusai mengantarkan Luna kembali ke kantor, Kelvin sama sekali tidak berbicara, ia langsung pulang ke rumah neneknya. Dengan Sella yang sudah menunggunya disana.
"Kelvin, dari mana aja?"tanya Sella lembut.

"Jalan-jalan sama Luna."jawab Kelvin cuek.

Sella mendekat ke arah Kelvin yang tengah duduk di ruang tengah, merasa mood pria ini sedang buruk.
"Ada masalah ya sama Luna?"tanya Sella hati-hati.

"Luna nolak gue."jawab Kelvin dengan helaan nafas berat setelah nya.

Sella sampai terdiam sesaat, ia kaget mendengar perkataan Kelvin. "Ditolak? Bukannya lo berdua baik-baik aja? Luna juga deket banget sama lo."heran Sella.

"Gue juga gak tau kenapa, dia bilang perasaan dia ke gue udah beda, tapi kaya emang bisa secepat ini? Gue pacaran sama dia 5 tahun Sella, masa iya dia ngegantiin posisi gue secepat ini?"tanya Kelvin tidak terima.

"Mungkin Luna cuman butuh waktu aja, buat yakinin perasaan dia lagi."jawab Sella.

"Bener kan? Luna tuh cuman bingung doang. Gue juga ngerasa gitu, dia pasti gak serius waktu bilang kalau perasaan nya udah beda, dia bercanda doang pasti. Gue yakin."kekeuh Kelvin menolak asumsi buruk yang menyerang kepalanya.

"Lo yakin Luna bakalan balik sama lo lagi?"tanya Sella hati-hati.

"Bukan soal yakin atau gak yakin Sel, ini soal perasaan yang gak bisa gue bungkam sendirian. Luna itu hidup gue."tegas Kelvin membuat hati Sella rasanya nyeri sekali, dengan senyuman getir setelahnya.

"Masih banyak cewek lain yang mungkin aja lebih baik dari Luna kan Kelvin?"tanya Sella pelan, mencoba membuka pikiran Kelvin agar pria itu tidak terlalu tersakiti.

"Tapi orang itu bukan Luna."tegas Kelvin.

"Orang itu bukan Luna Yovanka."sambung Kelvin lagi.

"Dan sampai kapanpun, orang itu gak akan bisa jadi Luna."ucapan terakhir membuat dunia serta harapan Sella seolah runtuh detik ini juga.

"Harus Luna ya Kelvin?"tanya Sella dengan tatapan berkaca-kaca.

"Harus Luna, kalau bukan Luna gue gak mau."kekeuh Kelvin membuat Sella mengangguk pelan. Sella mengerti, memang tidak ada celah sedikitpun untuk nya. Bukan tentang perjuangan Sella yang kurang, tapi memang bukan Sella yang Kelvin inginkan. Sedikit terdengar egois tapi semesta memang suka bercanda berlebihan.

"Sella, bantu nenek dulu sini."panggil nenek Kelvin diwaktu yang tepat, pasalnya jika tidak, Kelvin akan tau kalau Sella hampir menangis.

"Iya nek."Sella bangkit dengan cepat, bahkan Kelvin tidak menyadari bahwa suara gadis itu terdengar sedikit bergetar.

***

Alih-alih kembali ke kantor, Luna malah menaiki taksi untuk pergi ke makan ayah dan ibunya, hanya sekedar mencari sebuah ketenangan yang sampai sekarang belum ia dapatkan.

DANIELUNA (ON GOING)Where stories live. Discover now